Mimpi Istri Kandas di Tawau
Oleh Dahlan Iskan
Body language mereka sama. Wajah mereka sama. Bahasa mereka sama.
Baru di antrean imigrasi itulah saya tahu. Yang antre di jalur paspor Indonesia ternyata sama panjang. Dengan yang di jalur paspor Malaysia.
Yang saya juga tidak tahu: berapa di antara mereka yang suami-istri. Kecuali yang satu itu. Yang punya anak kembar lucu itu. Yang berwajah Tionghoa itu.
Meski ada pembedaan jalur si kembar tidak jadi masalah: satu digendong ibunya. Yang warga Malaysia. Satu di gendong bapaknya. Yang warga negara Indonesia.
Suami istri ini memang mondar-mandir Tawau-Tarakan. Punya usaha di dua kota itu.
Si suami dulu memang sekolah di Tawau. Ayahnya orang Nunukan. Satu pulau yang letaknya di antara Tarakan dan Tawau.
Masih banyak lagi penumpang yang statusnya seperti itu. Suami-istri. Tapi beda paspor. Terlihat dari warna paspornya. Beda warga negara.
Yang berwajah non-Tionghoa umumnya asal Sulawesi. Yang sudah kawin-mawin di Sabah. Dari Tarakan nanti mereka terbang ke Makassar. Ke kampung halaman. Tiap hari ada penerbangan langsung Tarakan-Makassar p/p.