Mince Sakit, Badan Kurus, Dihajar Kekasihnya pakai Tangan Kosong, Tewas

jpnn.com, MAKASSAR - Pria insial RM (32) tega membunuh kekasihnya, Jumince (32) asal Desa Oelbanu, Kecamatan Amfoang Selatan, Kabupaten Kupang, NTT.
Aksi pembunuhan dilakukan di sekitar Sungai Jeneberang, Makassar. Pelaku dan korban merupakan warga asal Kupang yang sudah lima bulan mengontrak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
RM bekerja sebagai buruh bangunan. Sedangkan kekasihnya itu juga ikut tinggal bersama RM di rumah kontrakan.
"Mereka ini status kekasih dan sudah lima bulan mengontrak di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Keduanya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujar Kabid Humas Polda Sulawesi Selatan, Komisaris Besar Polisi Ibrahim Tompo kepada para wartawan, Rabu (20/11).
Berdasar pengakuan RM, pembunuhan dilakukan karena ia tidak punya biaya untuk mengobati kekasihnya, Jumince, yang sakit.
Kronologis kejadian, Jumince yang sudah cukup lama menderita sakit meminta kepada kekasihnya agar dibawa berobat ke rumah sakit karena kondisi kesehatannya yang makin menurun.
Merasa tidak punya biaya perawatan di RS, RM kemudian membunuh Jumince dengan cara mencekik dan memukul kepalanya dengan kepalan tangannya.
RM kemudian membungkus tubuh korban dengan seprei dan membuangnya di Sungai Jeneberang, perbatasan Kabupaten Gowa dan Makassar.
Pria asal Kupang inisial RM membunuh kekasihnya yang sakit dengan alasan tidak punya uang untuk berobat ke RS.
- Rebutan Tanah Warisan, Adik Bunuh Kakak Kandung
- Polisi Ungkap Motif Pembunuhan Sadis di Dumai, Oh Ternyata
- Ragam Kejanggalan Kedatangan Cristiano Ronaldo ke Indonesia, Mulai Bertemu Menkeu Hingga Makan Mie
- Pembunuh Sadis di Dumai Ditangkap Beberapa Jam setelah Kejadian, Ini Motifnya
- Ibu Dibunuh Anak Kandung Pakai Senjata Tajam di Semarang
- Alif Rencanakan Pembunuhan Sang Pacar Seminggu Sebelumnya, Begini Pengakuannya