MIND ID Dinilai Jadi Penopang Kebijakan Hilirisasi & Transisi Energi Pemerintah
Selain dapat mengantisipasi defisit akibat impor minyak dan gas, kebijakan ini dapat mendorong nilai tambah Sumber Daya Alam (SDA), terutama tembaga, mangan, dan nikel.
Ferdy menyebut tiga jenis mineral itu menjadi bahan dasar (raw materials ) pengembangan baterai untuk eksosistem mobil listrik.
"Berkembangnya kebijakan mobil listrik, membuat hasil olahan smelter tembaga dan nikel di tanah air akan terserap dengan mudah," ungkap Ferdy.
Glencore, salah satu produsen metal terbesar dunia mengatakan kebijakan kendaraan listrik akan menambah permintaan (demand ) tembaga sebesar 18 persen 2030.
Di sisi lain, permintaan nikel global akan tumbuh 55 persen 2030.
Hal itu akan menguntungkan MIND ID yang memiliki mineral sejenis tembaga, nikel dan timah.
Ferdy menyebut pada ekosistem kendaraan listrik, tembaga digunakan untuk pembangunan jaringan listrik, jaringan storage (penyimpanan/reservoar) dan charging (Infrastrukur pengisian).
Permintaan tembaga untuk charging saja, misalnya akan tumbuh dari 23,000 ton di 2020 menjadi 392,000 ton tahun 2030. Ini tentu berita baik bagi MIND ID yang sudah mengontol saham Freeport Indonesia, sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di tanah air.
Peneliti Pada Alpha Research Database Indonesia Ferdy Hasiman menilai MIND ID menjadi penopang kebijakan hilirisasi sektor pertambangan
- Diikuti 12.300 Pelari, Pertamina Eco RunFest 2024 Sukses Digelar
- Ahli dari BPK Beberkan Kerugian Negara di Kasus Antam
- Puluhan Perusahaan Raih BUMN Branding & Marketing Awards 2024
- Begini Penjelasan Ahli Hukum Bisnis soal Kerja Sama PT Timah dengan Swasta
- Taspen Pastikan Kelancaran Penyaluran Dana Pensiun kepada 3,1 Juta Peserta
- MIND ID Pamerkan Penerapan K3 & Kesetaraan Gender di D Futuro Futurist Summit 2024