Minggu Depan Indonesia Dan Australia Teken Perjanjian Perdagangan Bebas

Indonesia adalah pendukung kuat wilayah Palestina dan berulang kali menyatakan keprihatinannya dengan proposal pemindahan kedutaan Australia ke Yerusalem.
Kalangan industri menyambut gembira
CEO Asosiasi Peternak dari wilayah Utara Australia atau Northern Territory (NT), Ashley Manicaros mengatakan kepada program AM ABC bahwa pengembangan itu merupakan "hasil yang luar biasa".
"Ini akan meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara dan itu akan meningkatkan nilai kepada petani secara langsung ... penandatanganan ini berarti pengembalian yang lebih besar dan investasi yang lebih besar lagi ke sektor industri," kata Manicaros.
"Fakta bahwa di balik layar pemerintah kedua negara akhirnya dapat mengupayakan resolusi [dari kebuntuan perundingan FTA] dan fakta bahwa mereka akan menandatanganinya lebih awal, itu adalah hal positif yang sangat besar dilihat dari sudut pandang industri."
Manajer nasional AUSVEG Michael Coote mengatakan perjanjian itu dapat menyebabkan komoditas wortel dan kentang Australia akan kembali dipasarkan di Indonesia "dalam waktu dekat".
"Industri ini sangat mendukung segala jenis liberalisasi perdagangan," kata Coote.
"Indonesia adalah mitra dagang utama yang dekat dengan pantai kami, jadi ada manfaat dalam hal mengurangi waktu pengiriman.
"Memiliki akses kembali ke pasar yang begitu dekat ini, dengan populasi yang begitu besar dan memiliki selera terhadap produk Australia adalah booming nyata bagi industri sayuran."
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?
- Benci Tapi Rindu Asing: Tradisi Lama Warisan Orde Baru?