Minggu Depan Indonesia Dan Australia Teken Perjanjian Perdagangan Bebas
Indonesia adalah pendukung kuat wilayah Palestina dan berulang kali menyatakan keprihatinannya dengan proposal pemindahan kedutaan Australia ke Yerusalem.
Kalangan industri menyambut gembira
CEO Asosiasi Peternak dari wilayah Utara Australia atau Northern Territory (NT), Ashley Manicaros mengatakan kepada program AM ABC bahwa pengembangan itu merupakan "hasil yang luar biasa".
"Ini akan meningkatkan nilai perdagangan antara kedua negara dan itu akan meningkatkan nilai kepada petani secara langsung ... penandatanganan ini berarti pengembalian yang lebih besar dan investasi yang lebih besar lagi ke sektor industri," kata Manicaros.
"Fakta bahwa di balik layar pemerintah kedua negara akhirnya dapat mengupayakan resolusi [dari kebuntuan perundingan FTA] dan fakta bahwa mereka akan menandatanganinya lebih awal, itu adalah hal positif yang sangat besar dilihat dari sudut pandang industri."
Manajer nasional AUSVEG Michael Coote mengatakan perjanjian itu dapat menyebabkan komoditas wortel dan kentang Australia akan kembali dipasarkan di Indonesia "dalam waktu dekat".
"Industri ini sangat mendukung segala jenis liberalisasi perdagangan," kata Coote.
"Indonesia adalah mitra dagang utama yang dekat dengan pantai kami, jadi ada manfaat dalam hal mengurangi waktu pengiriman.
"Memiliki akses kembali ke pasar yang begitu dekat ini, dengan populasi yang begitu besar dan memiliki selera terhadap produk Australia adalah booming nyata bagi industri sayuran."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata