Minim Infrastruktur di Pulau Terluar itu Nyata
Dia khawatir akses jalan seperti itu menjadi kendala bagi anak-anak setempat untuk berangkat ke sekolah.
Belum lagi ketika membawa warga yang sakit untuk berobat menuju puskesmas, tentu membuat perjalanan menjadi sedikit terhambat.
Masih di kabupaten yang sama, persisnya di Kecamatan Posek, dia juga menemukan ada SMA yang sudah dibangun.
Namun tidak dimanfaatkan secara maksimal karena akses transportasi menuju ke sekolah tersebut sangat sulit dan terbatas.
Para siswa harus menyeberang menggunakan pompong agar bisa sampai ke sekolah dan itu memakan biaya yang cukup besar sehingga membebani orang tua.
"Warga minta transportasi laut bagi siswa di Kecamatan Posek. Selaku legislator, kami siap mengakomodir permintaan itu," katanya.
Dia juga menemukan beberapa persoalan mendasar lainnya bagi warga pulau terluar, khususnya di daerah pemilihannya di Lingga dan Bintan.
Misalnya, minimnya infrastruktur pelabuhan antarpulau hingga jembatan penghubung antarkampung.
Khazalik menyebut minimnya pembangunan infrastruktur di pulau-pulau terluar itu sangat nyata.
- Ini Alasan KPU Mendahulukan Surat Suara ke Pulau Terluar
- Cara Polsek Rangsang Jaga Kedamaian Pilkada 2024: Sentuh Hati Suku Akit di Pulau Terluar
- 2 Anggota Dewan Terpilih Mundur Demi Maju Pilkada 2024
- Babinsa di Pulau Terluar Terima Penghargaan dari BKKBN, Danrem Brigjen TNI Antoninho Ikut Bangga
- Daftar Nama 45 Caleg Lulus ke DPRD Kepri, PKS Lumayan, Ada PSI
- Sadis, Anak Mantan Petinggi Polri Aniaya Putra Anggota Dewan