Minim Pendonor, Tulang Sapi Bisa Gantikan Tulang Manusia
Selasa, 04 Agustus 2009 – 06:38 WIB
Lantaran instansi itu bersifat nirlaba, produk sel jaringan yang dihasilkan tidak diperjualbelikan. Penerima hanya mengganti biaya screening. "Tidak boleh ambil keuntungan," tegasnya.
Nazly menceritakan, sebelum bank jaringan didirikan, Indonesia kerap mengimpor sel jaringan dari luar negeri. Padahal, harganya jauh lebih mahal.
Di antara sel jaringan yang tersimpan saat ini, yang paling banyak adalah membran amnion dan sel tulang. Membran amnion yang merupakan selaput pembungkus plasenta bayi mengandung hormon yang berguna untuk pertumbuhan jaringan kulit yang rusak. Membran amnion biasanya dipakai untuk pasien luka bakar. Sementara sel tulang berguna untuk pasien patah tulang.
Dalam perkembangannya, bank jaringan bukan hanya menerima donor sel jaringan, tapi juga donor organ. Menurut Nazly, pendonor sel jaringan harus dipastikan tidak mengidap penyakit berbahaya. Misalnya hepatitis, TBC, atau kanker. Tujuannya, agar tidak terjadi penularan penyakit dari pendonor kepada penerima donor.
Belum banyak orang Indonesia yang tergerak untuk mendonorkan organ atau sel jaringan tubuhnya. Padahal, kesadaran itu akan banyak menyelamatkan masa
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala