Minim Pendonor, Tulang Sapi Bisa Gantikan Tulang Manusia

Minim Pendonor, Tulang Sapi Bisa Gantikan Tulang Manusia
Minim Pendonor, Tulang Sapi Bisa Gantikan Tulang Manusia
   

"Karena itu, kami selalu menyeleksi ketat pasien yang hendak mendonorkan organnya," jelas Nazly yang saat ini sudah pensiun dari manajemen bank jaringan. Saat ini bank jaringan kerap kekurangan pendonor. Bukan hanya pendonor sel jaringan, tapi juga pendonor organ. Padahal, di negara-negara maju, seperti Amerika, warga tak segan memutuskan menjadi pendonor. "Identitas pendonor wajib dirahasiakan. Mereka juga tak boleh menerima uang dari penerima donor. Sebab, ini sifatnya sukarela," terangnya.

   

Lantaran pendonor amat minim, bank jaringan RSUD dr Soetomo Surabaya dan Batan sejak 2000 lalu mendirikan Asosiasi Bank Jaringan Indonesia. Pusatnya di Surabaya. Nazly ketika itu didapuk sebagai wakil ketua. Dia bersama rekan seprofesinya getol menyosialisasikan dan menjaring para pendonor. "Donor organ sifatnya sukarela, tak pernah ada paksaan. Kami hanya menyosialisasikan," ujar alumnus sekolah farmasi ITB itu.

   

Asosiasi itu menampung orang-orang yang bersedia mendonorkan organnya ketika meninggal dunia nanti. Pendonor diberi kartu keanggotaan. Mereka juga mengisi surat pernyataan siap mendermakan organnya ketika meninggal dunia. Selain itu, untuk mengantisipasi kekurangan donor organ tubuh, sejak beberapa tahun lalu bank jaringan mengadakan penelitian dengan memproses tulang sapi sebagai pengganti tulang manusia. Penelitian itu cukup berhasil. Ke depan, pengembangan tulang sapi akan semakin sering dilakukan.

   

Tergerak dengan apa yang digeluti selama ini, Nazly berkeinginan agar kelak juga bisa mendonorkan organ tubuhnya ketika meninggal dunia. "Saya siap jadi pendonor. Daripada tubuh saya tidak terpakai, lebih baik saya sumbangkan untuk menyelamatkan banyak orang," ungkapnya. Nazly merelakan beberapa bagian tubuhnya diambil untuk donor.

Belum banyak orang Indonesia yang tergerak untuk mendonorkan organ atau sel jaringan tubuhnya. Padahal, kesadaran itu akan banyak menyelamatkan masa

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News