Minimalisasi Peredaran Gula Rafinasi
Sabtu, 27 November 2010 – 03:13 WIB
JAKARTA - Peredaran gula rafinasi kian meresahkan kalangan industri gula. Apalagi harga gula lokal di tingkat eceran terus menanjak. Karena itu pemerintah mengupayakan agar gula rafinasi tidak memenuhi pasar gula impor. Sebab harga gula kristal putih yang tinggi bisa memacu merembesnya gula rafinasi. Dia menguraikan, berdasarkan kondisi di lapangan bisa diketahui peredaran gula tersebut. Misalnya di toko yang menjual produk tersebut dapat dianggap tidak memahami peraturan. "Kalau tidak ditarik, dikasih tahu peraturannya. Tarik siapa yang suplai, karena yang suplai berarti dia sengaja memasukannya ke pasar," tandasnya.
Menurut Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Subagyo, potensi gula rafianasi masuk ke pasar eceran sangat tinggi. "Hal itu kemungkinan bisa terjadi di daerah kalau pelaku usaha tidak melepas GKP ke masyarakat," katanya saat ditemui di kantor Kemendag, Jumat (26/11).
Baca Juga:
Karena itu, kata dia, masuknya gula rafinasi harus disadari pelaku usaha di lapangan. Sebab, dari sisi aturan sudah jelas bahwa gula rafinasi hanya diperuntukkan industri makanan minuman (mamin) sehingga kalau dijual bebas di pasaran dianggap menyalahi aturan.
Baca Juga:
JAKARTA - Peredaran gula rafinasi kian meresahkan kalangan industri gula. Apalagi harga gula lokal di tingkat eceran terus menanjak. Karena itu pemerintah
BERITA TERKAIT
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II
- Toshiba Berbagi Tips Menjaga Kebersihan Dispenser
- Gelar Operasi Gempur II, Bea Cukai Ajak Masyarakat Berantas Rokok Ilegal
- Pegadaian 123 Go! Bersiap Meluas dengan Bank Emas
- Kadin Luncurkan White Paper, Strategi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi 8%
- Hasil Uji Lab Lemigas Menyatakan Kualitas Pertamax Memenuhi Spesifikasi Dirjen Migas