Minta Dumai Jadi Kawasan FTZ
Minggu, 21 Maret 2010 – 09:54 WIB
PEKANBARU - Seiring dengan diterapkannya Asean Cina Free Trade Agreement (ACFTA), maka kawasan Dumai tidak cukup hanya menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK). Menurut Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, Dumai harus menjadi kawasan Free Trade Zone (FTZ), sehingga memiliki infrastruktur bisnis yang unggul dibanding kawasan lain. Dia membandingkan dengan sejumlah negara lain, yang telah lebih dulu mengembangkan kawasan bisnis dengan memberikan insentif yang luar biasa kepada investor. Hal inilah yang membuat investor berdatangan dan betah berbisnis. Misalnya di Cina, untuk pemakaian tanah sebagai hak guna usaha (HGU) diberikan langsung selama 99 tahun. Sementara aturan perundangan di Indonesia bisa memberikan 80 tahun, dengan syarat, awalnya hanya 30 tahun dan dapat diperpanjang 20 tahun ditambah 30 tahun. Aturan jangka pendek membuat investor dapat ragu. Sebaliknya yang berjangka panjang akan membuat investor berpikir jauh ke depan. "i akan membuat investor dapat berpikir jauh dan jangka panjang sehingga mereka berpikir untuk memajukan bisnis di kawasan itu,"ujar Mambang.
Mambang mengatakan, perlunya Dumai menjadi kawasan FTZ guna menghadapi persaingan era ACFTA. "Saat ini belum memadai untuk menghadapi tantangan itu. Agar Dumai dapat bersaing, maka harus dibuat kawasan free trade zone," ujar Mambang saat menjadi pembicara dalam Dialog Pakar ICMI Riau, Sabtu (20/3). Hadir dalam kesempatan dialog itu Ketua ICMI Riau Prof Dr Tengku Dahril MSc, para pengurus dan anggota dewan Pakar ICMI seperti Ir Feisal Qomar Karim, Edyanus Herman Halim, Levna Ervan, dr Ekmal Rusdy dan lainnya.
Dikatakan, Mambang, saat ini merupakan kesempatan Dumai untuk terus mengembangkan diri, setelah ditetapkan sebagai cluster kelapa sawit. Potensi sawit ini bagus sebagai andalan persaingan. "Jika sekarang baru dua saja turunan industri kelapa sawit yakni CPO, maka ke depan harus lebih banyak. Di dunia ada 100 lebih turunan produknya. Malaysia punya 44 produk. Kita hanya dua. Nah cluster ini kesempatan kita untuk berkembang," ujarnya.
Baca Juga:
PEKANBARU - Seiring dengan diterapkannya Asean Cina Free Trade Agreement (ACFTA), maka kawasan Dumai tidak cukup hanya menjadi kawasan ekonomi khusus
BERITA TERKAIT
- SIG Raih Peringkat Gold di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating Award 2024
- Berkomitmen Terapkan Keuangan Berkelanjutan, BNI Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut
- Jasa Raharja Sampaikan Santunan kepada Korban Kecelakaan Beruntun di Semarang
- Pupuk Kaltim Berhasil Pertahankan Predikat Platinum di Ajang SNI Award 2024
- Kemensos dan Instansi Terkait Siap Rumuskan Protokol Penggunaan Data Tunggal Kemiskinan
- Proyek PIK 2 Dinilai Menguntungkan Rakyat, JMBB Suarakan Dukungan