Minta Hakim Obyektif Soal Kasus Tanah di Depok
jpnn.com - JAKARTA - Terdakwa Kasus pidana pengerusakan tanah di Pengadilan Negeri Depok, Ida Farida meminta hakim untuk objektif dalam memutuskan kasus yang tengah dihadapinnya.
Kepada wartawan, usai sidang Ida mengatakan apa yang dilakukan sebenarnya tidak sesuai dengan tuduhan jaksa. "Saya minta hakim bijak dan adil se adil-adilnya dalam memutusakan perkara ini," kata Ida di PN Depok, Kamis (19/9).
Ida sendiri tidak memikirkan persoalan persoalan menang atau kalah. Karena apa yang dilakukannya tidak merugikan orang lain. "Saya melakukan pembersihan di tanah milik sendiri, bukan tanah orang lain," tegasnya.
Sementaraa itu Pengacara Ida Farida, Sugiono Lumanto, mengatakan Hakim memang sudah sepantasnya bersikap objektif. Karena kata dia, kasus ini secara logika dan akal sehat sangat tidak sesuai. "Ko dia ngotot tanahnya dirusak, apa yang dirusak. Ida membersihkan tanahnya sendiri," kata Sugiono.
Surat dari BPN kata Sugiono jelas, bahwa tanah Tyas tidak masuk dalam lokasi gugatan PTTUN Bandung. "Ini sudah salah persepsi. Yang di dibersihkan dimana, ko bisa-bisanya ngaku tanahnya dirusak," beber pria berkacamata ini.
Dalam sidang lanjutannya, Sugiono menyarankan Ida untuk mendatangkan saksi ahli pidana. Ini penting, mengingat persidangan ini dibawah nalar hukum. "Kita akan usulkan untuk mendatangkan saksi ahli, agar kasus ini segera selesai," tandasnya. (jpnn)
JAKARTA - Terdakwa Kasus pidana pengerusakan tanah di Pengadilan Negeri Depok, Ida Farida meminta hakim untuk objektif dalam memutuskan kasus yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS