Minta Maaf, Duterte Tarik Ucapan soal Genosida Rohingya
jpnn.com - Presiden Filipina Rodrigo Duterte selama ini terkenal tegas dan galak dalam urusan diplomasi. Namun, kali ini dia minta maaf karena sudah menyebut kekerasan terhadap etnis Rohingya di Myanmar sebagai genosida.
Duterte pekan lalu mengatakan Filipina bersedia menyediakan tempat perlindungan bagi Rohingya yang melarikan diri dari apa yang disebutnya "genosida" di Myanmar.
Namun, dalam pernyataan yang ditujukan pada Penasihat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi, Duterte mengklarifikasi pernyataan itu. Dia mengaku tidak mau mencampuri apa yang disebutnya "perang saudara" di Myanmar.
"Saya akan meminta maaf kepada Anda, tetapi jika Anda telah memperhatikan pernyataan saya hampir menjadi sindiran," katanya kepada wartawan seperti dimuat Reuters.
"Saya tidak siap untuk melakukan intervensi pada (urusan dalam negeri) Anda," sambungnya.
Sebenarnya bukan Duterte saja yang pernah menyebut tindakan militer Myanmar terhadap etnis Rohingya di Rakhine sebagai genosida.
Presiden Turki Recep Tayyep Erdogan, Komisioner Tinggi HAM PBB Zeid Ra'ad Al Hussein dan Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat juga berpendapat seperti itu. Dan mereka tak pernah menarik lagi pernyataan atau minta maaf seperti Duterte. (mel/rmol)
Presiden Filipina Rodrigo Duterte yang biasanya galak dalam urusan diplomasi ternyata melempem saat berhadapan dengan Myanmar soal konflik Rohingya
Redaktur & Reporter : Adil
- Pengakuan Imigran Rohingya: Bayar Rp 32 Juta untuk Naik Kapal ke Indonesia
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Lihat, Kapal Imigran Rohingya Terombang-ambing di Perairan Aceh
- 5 Imigran Rohigya Melarikan Diri dari Penampungan di Aceh Timur
- Kejari Aceh Barat: Berkas Kasus Penyelundupan Warga Rohingya Sudah P21
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan