Minta Pengampunan, Terpidana Mati Asal Australia Lukis Potret Presiden Jokowi
Terpidana mati kasus Bali Nine asal Australia, Myuran Sukumaran, telah mengajukan pengampunan secara pribadi kepada Presiden Joko Widodo, dengan melukis potret Presiden Indonesia itu dan menandatanganinya dengan kata-kata ‘manusia bisa berubah’.
Sukumaran mengomandani studio seni untuk sesama tahanan selama ia mendekam di penjara Kerobokan, tempat di mana ia dibimbing oleh seniman perang Ben Quilty, sejak tahun 2012.
Baru-baru ini, Sukumaran dianugerahi gelar sarjana kehormatan dalam bidang seni rupa oleh Universitas Curtin.
Ia melukis potret Presiden Jokowi di penjara Kerobokan pada akhir Januari, dalam beberapa pekan terakhir sebelum dipindahkan ke pulau Nusakambangan.
Sukumaran dan sesama pemimpin geng Bali Nine, Andrew Chan, telah menghabiskan seminggu di pulau itu, tempat di mana mereka menunggu hasil peninjauan terhadap eksekusi mati atas kasus penyelundupan heroin.
Konsul Jenderal Australia di Bali, Majell Hind, hari ini (10/3) mengunjungi para terpidana mati untuk memeriksa kondisi mereka.
Itu adalah perjalanan ketiganya ke Nusakambangan sejak Chan dan Sukumaran dipindahkan dari Bali, Selasa (3/3) lalu.
Terpidana mati kasus Bali Nine asal Australia, Myuran Sukumaran, telah mengajukan pengampunan secara pribadi kepada Presiden Joko Widodo, dengan
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata