Minta Tebusan Rp 800 Juta, Ancam Ambil Organ si Bocah

“Awan takut, mau pulang tapi tak boleh,” tuturnya sedih.
Empat hari disekap di rumah Edi alias Pak Kumis di Desa Jeruju Besar, yang bisa dilakukan bocah cilik itu hanyalah menangis.
“Ada dikasi makan, Awan tak mau makan,” ungkapnya.
Ketakutan diculik dan disekap membuatnya trauma. Awan menurut orangtua dan keluarga terlihat berubah menjadi pendiam dan tak seceria biasanya.
Kemungkinan rasa takut amat sangat masih menjadikannya traumatis karena sikap kasar para penculik. Selain tak bisa ke sekekolah, tiap hari berhadapan dengan penculik.
Syukurlah, kemarin Awan mulai bisa tersenyum walaupun masih curiga melihat orang tak dikenalnya. Ia kembali ke pelukan orangtuanya, dan terlihat lebih tenang.
“Senang bisa ketemu Ibu dan Bapak lagi,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolresta Pontianak Kombes Iwan Imam Susilo mengatakan Awan dipukul sebanyak dua kali.
AFAN Agung Susilo, 9 tahun. Saat itu, dia tengah bermain sendirian di halaman rumah, Sabtu (26/11) siang. Achmad Mundzirin, Pontianak Siswa kelas
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu