Minum Kopi di Dalam Kurungan Burung Raksasa
Senin, 06 Oktober 2008 – 11:07 WIB
Galeri-galerinya juga sudah beda. Kalau tahun lalu masih sederhana "tersembunyi" di balik tembok-tembok pabrik yang usang, sekarang sudah menjadi galeri-galeri serius dengan arsitektur dan dekorasi modern.
Semua masih nyentrik, tapi tidak lagi "nyeni serius" seperti tahun lalu. Terus terang, saya bukan seniman. Saya bukan penikmat seni, apalagi pengamat seni. Tapi saya tahu, ini sudah ke arah "trendy," bukan "nyeni."
Misalnya sebuah coffee shop di kompleks ini. Setelah beli kopi, teh, atau camilan di sebuah jendela besar, kita lantas masuk sebuah kurungan burung raksasa yang terletak di depannya. Di dalam kurungan itu sudah ada beberapa meja dan tempat duduk yang tertata. Jadi kita menikmati kopi di dalam kurungan burung.
Di atas kurungan itu tergantung sejumlah "bus." Semula saya pikir itu bus-bus warna-warni biasa dengan banyak roda. Saya baru sadar setelah "nge-zoom" pakai kamera. Ternyata itu semua replika gerbang besar Forbidden City, lengkap dengan foto Mao di tengahnya. Bedanya, gerbang-gerbang itu sekarang punya banyak roda, menggelantung dari atas kurungan burung, di atas tempat orang minum kopi.
Sekali lagi, saya bukan orang seni, dan saya tidak akan sok tahu soal seni. Jadi entah itu apa maksudnya. Yang pasti, bagi saya itu trendy juga.
Kemudian saya mengajak keluarga dan teman ke 798 Space, galeri utama Factory 798 dulu. Bangunan besar bergaya Jerman Timur itu, hingga tahun lalu, masih berbentuk bangunan mangkrak. Bagian luarnya kusam, halamannya benar-benar seperti pabrik yang telah lama tidak dipakai.
Sekarang? Alangkah bedanya. Halaman depan sudah di-paving rapi. Tersebar beberapa tenda dan tempat duduk untuk minum dan bersantai. Lorong masuk 798 Space, yang dulu seperti lorong pabrik lama, sekarang sudah disulap menjadi lorong galeri gaya barat. Kaca di sana-sini, dengan penerangan mumpuni. Galeri-galeri yang mengisi ruang-ruang kosong di dalamnya juga sudah sangat modern dan "barat."
Galeri utama 798 Space sendiri masih kurang lebih sama dengan tahun lalu. Tapi terkesan jauh lebih rapi dan kinclong.
Factory 798 atau Dashanzi 798, kawasan seni di Distrik Chaoyang, Beijing, dulu adalah kompleks "underground" seru yang tak banyak diketahui
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408