Minum Spirulina Mahmud dan Menunggu Sidiq
Waktu itu saya sedang nonton wayang di desa Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur. Tiba-tiba Sidiq nongol. Jam sudah menunjukkan pukul 00.00. Dia datang dari Malang. Naik sepeda motor. Dua jam lamanya.
Di malam yang kelam. Melewati jalan yang berliku naik turun di sekitar Bendungan Karangkates. Nekat benar anak ini.
Malam itu deal! Saya berikan dana untuk membuat prototipenya. Dua bulan lagi barang itu akan jadi.
Sidiq sangat amanah. Di waktu yang dijanjikan, dia selesaikan proyek itu. Jumat kemarin saya lihat hasilnya. Bisa berfungsi. Namun, suhunya kurang panas. Dia masih menggunakan kaca biasa. Bukan kaca khusus yang bisa menghasilkan panas 20 derajat lebih tinggi.
Tapi, itu soal sepele. Yang jelas fungsinya sudah ketemu. Saya minta alat ini disempurnakan. Di bawah binaan BUMN PT Pertani. Siapa tahu bisa menggantikan mesin pengering yang mahal-mahal dengan bahan bakar yang juga mahal itu.
Mahmud, Sidiq, dan banyak lagi anak muda yang tidak kenal menyerah. Harapan besar di depan mata. Saya akan terus minum spirulina-nya Mahmud. Dan menunggu pengering gabahnya Sidiq. (*)
Dahlan Iskan
Menteri BUMN
DUA anak muda ini gigihnya bukan main. Mahmud dan Sidiq. Mahmud baru lulus dari Jurusan Teknik Kimia Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi