Minyak Anjlok Tak Halangi Target EBT

Minyak Anjlok Tak Halangi Target EBT
Ilustrasi industri migas

JAKARTA – Semangat pemerintah terhadap energi baru dan terbarukan (EBT) tak jua surut meski harga minyak dunia anjlok.  Meski kondisi saat ini membuat listrik dari energi fosil menjadi lebih ekonomis, target 25 persen EBT dalam proyek pembangkit 35 ribu mw tidak diubah. Sebaliknya, pemerintah berniat membuat badan baru yang khusus menangani masalah itu.

Anggota Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN) Agung Wicaksono menyatakan, sampai akhir 2015 sudah 17.300 mw perjanjian jual beli listrik yang ditandatangani. Dari jumlah itu, pembangkit dengan EBT disebut baru 2 ribu mw. ''Memang belum 25 persen. Tapi, kami tidak akan mundur. Tetap komitmen,'' ujarnya dalam diskusi Energi Kita di gedung Dewan Pers kemarin.

Namun, semangat pemerintah itu disebut belum sepenuhnya diikuti PLN. Agung mengakui, BUMN listrik tersebut masih berorientasi pada bisnis. Jadi, mereka lebih suka membeli listrik dari pembangkit yang menggunakan tenaga fosil daripada EBT. ''Saya pahami pendekatan yang diambil PLN. Tapi, saya tidak bisa menerima itu,'' jelasnya.

Anjloknya harga minyak, lanjut Agung, membuat pembelian listrik EBT jadi tidak menarik. Sebab, harga listriknya jadi jauh lebih mahal daripada energi fosil. Namun, pemerintah sudah mempunyaitimeline bauran EBT yang wajib dipenuhi. Karena itu, dia menuturkan akan ada langkah konkret untuk mengatasi problem tersebut.

JAKARTA – Semangat pemerintah terhadap energi baru dan terbarukan (EBT) tak jua surut meski harga minyak dunia anjlok.  Meski kondisi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News