Minyak Bikin Defisit Bengkak
Rabu, 16 Maret 2011 – 04:14 WIB
JAKARTA - Pemerintah memperhitungkan kenaikan defisit APBN 2011 antara Rp 4,5 triliun-Rp 8 triliun sebagai akibat kenaikan harga minyak mentah Indonesia (ICP) serta kemungkinan tidak tercapainya target lifting minyak. Menkeu Agus Martowardojo mengatakan, setiap deviasi 5.000 bph (barel per hari) lifting minyak bisa menambah defisit Rp 900 miliar.
"Itu akan ada dampak pada (postur) APBN 2011," kata Agus dalam rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR, Selasa (15/3). Hadir pula Menteri ESDM Darwin Zahedy Saleh, Dirut Pertamina Karen Agustiawan, dan Kepala BP Migas R. Prijono.
Baca Juga:
Dalam APBN 2011, target lifting atau produksi siap jual minyak mentah dipatok 970.000 bph. Namun, Menkeu pesimistis target tersebut bisa dicapai. Dia mengatakan, jika realisasi lifting meleset 18.000-25.000 bph, potensi penambahan defisit dari pencapaian asumsi makro tersebut mencapai Rp 3,2 triliun-Rp 4,5 triliun.
Menkeu menilai perlu ada revisi target lifting dari semula 970.000 bph menjadi sekira 945.000-952.000 bph. Sejumlah faktor yang membuat revisi harus dilakukan adalah penurunan produksi alamiah sekitar 12 persen tiap tahun, pemberlakuan azas cabotage (kewajiban kapal domestik berbendera dalam negeri) pada kegiatan usaha hulu migas, serta tertundanya produksi Blok Cepu.
JAKARTA - Pemerintah memperhitungkan kenaikan defisit APBN 2011 antara Rp 4,5 triliun-Rp 8 triliun sebagai akibat kenaikan harga minyak mentah Indonesia
BERITA TERKAIT
- Pertamina Dorong Kolaborasi Nasional dan Global Turunkan Emisi Metana di Indonesia
- Pertamina Paparkan Keunggulan Desa Energi Berdikari di COP 29 Azerbaijan
- Pemerintah Terus Mendorong KUR yang Hampir 10 Tahun Berjalan untuk Usaha Produktif
- Program Disabilitas Tanpa Batas Bikin PNM Berjaya di BBMA 2024
- INDEF Menyoroti Rencana Kenaikan PPN & Makan Bergizi Gratis, Mengkhawatirkan
- BTN Luncurkan Debit Card BTN Prospera