Minyak Goreng Langka, Bukti Pemerintah Tidak Kompeten?
jpnn.com, JAKARTA - Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat menilai respons pemerintah terhadap kelangkaan pangan sangat tidak kompeten.
Menurut dia, akhir-akhir ini Indonesia dihadapkan dengan banyak persoalan seputar kebutuhan pokok masyakarat.
"Kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng, naiknya harga kacang kedelai yang membuat pengusaha tahu dan tempe berhenti produksi, harga cabai, gas dan juga daging sapi naik, dan sekarang gula hilang di pasaran," ungkap Achmad, Jumat (11/3).
Achmad mengungkapkan kelangkaan minyak goreng belum juga tertangani dengan tuntas.
"Pemerintah malah menyikapinya dengan sidak ke pasar-pasar tradisional. Hasilnya, saat sidak seolah tersedia, tetapi setelah sidak suplainya menjadi langka lagi," katanya.
Lebih lanjut, CEO Narasi Institute itu mengatakan setelah minyak goreng kini giliran gula yang hilang di pasaran.
"Ini akan menjadi masalah serius di masyarakat. Terutama pelaku ekonomi mikro kecil pasti akan sangat menderita," tegas Achmad.
Untuk itu, Achmad mengimbau pemerintah perlu terobosan atas kelangkaan pangan.
Pakar Kebijakan Publik Achmad Nur Hidayat menilai respons pemerintah terhadap kelangkaan pangan sangat tidak kompeten.
- Mendag Zulkifli Pastikan Stok Minyak Goreng Aman Menjelang Ramadan
- 120 Juta Liter Minyak Goreng Curah Bakal Membanjiri Pasar
- Larangan Ekspor CPO Dihapus, Airlangga Buka-bukaan soal Stok Minyak Goreng Nasional
- Ganjar Turun Langsung ke Pasar Pastikan Harga dan Stok Bahan Pokok Aman
- Ini Pasal yang Dilanggar Dirjen Kemendag di Kasus Mafia Minyak Goreng
- Apindo Jamin Stok Minyak Goreng Aman Hingga Lebaran