Minyak Goreng Langka dan Kedelai Mahal, Bamsoet: Jangan Dibiarkan Berlarut-larut
Hampir sepanjang Januari hingga pekan kedua Februari 2022, kelangkaan serta naiknya harga minyak goreng dan kedelai sudah membuat tidak nyaman semua rumah tangga.
Keluh kesah para ibu rumah tangga itu adalah hal nyata tanpa rekayasa. Komunitas lain yang juga sangat dirugikan adalah belasan juta pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menjadikan minyak goreng serta kedelai sebagai komoditas andalan.
Menurut Bamsoet, hampir setiap hari, masyarakat mengeluhkan masalah ini.
Di berbagai daerah, terjadi antrean panjang ibu-ibu yang akan membeli minyak goreng.
Padahal, Indonesia adalah salah satu produsen sawit terbesar di dunia.
''Antrean pembeli minyak goreng itu hendaknya tidak hanya dipahami sebagai peristiwa, tetapi juga patut diterjemahkan sebagai aspirasi para ibu rumah tangga,'' ucapnya.
Para produsen tahu dan tempe di berbagai daerah juga mengeluhkan tingginya harga kedelai. Misalnya, wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Kota Parepare, Sulawesi Selatan.
Di Jawa Tengah, produsen tahu dan tempe sekitar 10 ribu orang. Mereka berharap pemerintah bertindak cepat untuk mengendalikan harga kedelai.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyatakan, pemerintah seharusnya mengatasi masalah kelangkaan minyak goreng dan tingginya harga kedelai secara maksimal karena berkaitan dengan kebutuhan rumah tangga dan jutaan pelaku UMKM
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Harapkan Semua Target Prolegnas 2025 Tercapai, Sultan Siap Berkolaborasi dengan DPR dan Pemerintah
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024