Minyak Goreng Langka, YLKI Layangkan Petisi Usut Tuntas Kartel
jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) melayangkan petisi lewat change.org pada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
Ketua Harian YLKI Tulus Abadi dalam petisinya menyatakan masyarakat merasa bingung karena kelangkaan minyak goreng harga normal di ritel modern.
Di sisi lain, harga minyak goreng di pasar tradisional tetap tinggi.
"Bikin bingung, kenapa ya, negara penghasil minyak kelapa sawit (CPO) terbesar di dunia, tetapi masyarakatnya tidak bisa memberli minyak goreng sawit dengan harga yang lebih terjangkau dan tidak ada gangguan pasokan?" tulis Tulus dalam petisi yang dilayangkan kemarin, Kamis (2/4).
Tulus membeberkan KPPU sempat menyatakan bahwa hanya ada empat perusahaan yang menguasai perdagangan minyak goreng Indonesia.
"Bukan tidak mungkin keempat perusahaan ini melakukan praktik kartel, bersekongkol menentuka harga bersama, supaya minyak goreng mahal sekali," kata Tulus.
Menurut Tulus, meski hal itu masih dugaan, tetapi fenomena pasar mengindikasikan hal itu dengan kuat.
"Untuk itu, lewat petisi ini kami meminta agar KPPU segera mengusut tuntas (menginvestiasi) dugaan kartel minyak goreng, sebagaimana dimandatkan oleh UU Anti Monopoli dan Persaingan Tidak Sehat," beber Tulus.
YLKI melayangkan petisi lewat change.org kepada KPPU untuk mengusut tuntas dugaan kartel minyak goreng
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor
- Mendag Buka-bukaan Penyebab Kenaikan Harga Minyakita
- Harga Minyak Goreng Meroket, Kemendag Akui Ada Kenaikan
- RI Sulit Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Kalau Mengandalkan Kapasitas Fiskal
- Khofifah-Emil Punya Komitmen Konkret Menjadikan Jatim Episentrum Ekonomi Indonesia Timur
- Pemkot Kupang Dorong Kemudahan Investasi untuk Penyerapan Tenaga Kerja