Minyak Masih Bisa Tertekan
Rabu, 08 Oktober 2008 – 10:48 WIB
Pri Agung mengatakan, sulit memprediksi sampai kapan penurunan ini akan berlanjut. Meski demikian, kata dia, factor fundamental berupa turunnya permintaan minyak seiring perlambatan ekonomi global yang diperkirakan hanya akan tumbuh sekitar 2,6 persen, akan menekan harga minyak secara signifikan. ''Ini sudah jelas,'' katanya.
Baca Juga:
Sementara itu, faktor non fundamental berupa aksi spekulasi yang biasanya menjadi factor pemicu lonjakan harga minyak, diperkirakan juga sulit muncul karena investor dan spekulan bisa jadi masih akan wait and see dalam waktu lama sembari menunggu arah perekonomian global. ''Sejalan dengan itu, maka harga bisa terus turun,'' terangnya.
Senada dengan Pri Agung, pengamat perminyakan yang juga Direktur Center for Petroleum Economics Studies (CPES) Kurtubi mengatakan, saat ini harga minyak sedang mengalami tekanan. Ini terutama karena ketidakpastian ekonomi dunia sebagai dampak dari krisis financial yang diikuti oleh ancaman resesi yang kian nyata baik di AS maupun di Eropa.
''Hal ini berpengaruh langsung pada psikologi pasar yang menganggap demand minyak dunia akan melemah. Padahal menjelang musim dingin, konsumsi minyak pasti akan naik, meskipun terjadi perlambatan ekonomi,'' ujarnya.
JAKARTA - Gejolak perekonomian global ikut menekan harga minyak mentah dunia. Bahkan, jika krisis keuangan terus berlanjut, maka harga minyak berpotensi
BERITA TERKAIT
- Soal RPMK IHT, Anggota DPR RI Ingatkan Pemerintah Pertimbangkan Dampak Hulu Hingga Hilir
- Munaslub Kadin Dinilai Bertentangan dengan Visi Besar Prabowo Soal Persatuan
- MIND ID Dukung Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Mineral
- INDEF: Kebijakan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek Dibuat Terburu-buru
- Pertamina Optimistis Bisa Kembangkan Bisnis Sustainable Aviation Fuel di Indonesia
- KAI Logistik Perkuat Konektivitas Layanan