Minyak Merah
Oleh: Dahlan Iskan
Donald sebenarnya sudah lama tahu: minyak sawit itu kaya akan vitamin E, pro-vitamin A dan squalene. Namun semua khasiat itu nyaris hilang total dalam proses perubahan dari CPO menjadi minyak goreng. Yakni akibat pemanasan dalam proses itu.
Maka Donald pun meneliti: bagaimana agar vitamin E dan provitamin A di sawit itu tidak hilang. Demikian juga squalene-nya yang amat tinggi.
Ditemukanlah proses membuat minyak goreng kelapa sawit tanpa melalui temperatur tinggi. Itulah minyak merah. Nama yang simpel.
"Di Nigeria ternyata juga dilakukan hal yang sama. Di sana, sejak lama, rakyat menanam kelapa sawit. Lalu membuatnya menjadi minyak goreng," ujar Donald.
Ia pernah ke sana. Untuk memperdalam penelitiannya. "Proses membuatnya sangat tradisional. Semua orang bisa," ujar Donald.
Minyak merah Donald ini memang berwarna merah. Cerah. Sekilas seperti warna air buah delima yang dimasukkan botol.
Memang masih ada kelemahannya: aromanya tidak harum seperti minyak sawit yang kita kenal. Itu perlu proses sosialisasi untuk membiasakannya. Tidak mudah. Ini pekerjaan berat.
Namun, olive oil pun begitu. Aromanya juga tidak seperti minyak goreng yang kita kenal. Tetapi rasa olive oil dianggap rasa yang tinggi karena berhasil masuk ke kalangan atas.
Awalnya seperti tidak masuk akal: minyak merah lebih hebat dari olive oil. Bagaimana bisa? Padahal minyak zaitun itu begitu diagungkan di Eropa.
- Kehilangan Bulan
- HNW Ungkap Harapan, Siswa Madrasah Tidak Dilupakan di Program MBG
- Alvin Biru
- Pemerintah Targetkan Makan Bergizi Gratis Sentuh 3 Juta Penerima hingga Maret 2025
- Batavia PIK Sukses Hadirkan Euforia Tahun Baru, Ada Pasar Rakjat Bernuansa Tempo Dulu
- Pemerintah Perlu Berhati-hati soal Penghapusan Utang UMKM