MIPI Gelar Bedah Buku Dinamika Pemerintahan di Papua, Bahtiar Mengapresiasi Muhammad Musa'ad

Lebih lanjut, birokrat bergelar doktor Ilmu Pemerintahan itu menjelaskan, sejak zaman Kerajaan Sriwijaya, di Papua sudah ada interaksi, bukan hanya pada masa Kerajaan Tidore atau Ternate.
Di Papua juga terjadi berbagai dinamika, termasuk pengaruh dari negara-negara lain yang mempengaruhi hubungan pemerintahan.
Dengan hadirnya buku ini, Bahtiar mengatakan bisa menjadi karya yang mendukung dan membantu pengembangan ilmu pemerintahan.
“Bayangkan saja kalau seluruh anggota MIPI bisa menuliskan tentang sejarah pemerintahan atau dinamika pemerintahan di daerahnya. Ada 514 kabupaten/kota di Indonesia, 38 provinsi, kalau itu dituliskan, itu luar biasa,” ungkap Bahtiar.
Pemerintahan di Papua
Dalam paparannya, Muhammad Musa’ad menjelaskan, buku ini dibuat dengan latar belakang pengamatan yang dia lakukan terhadap berbagai dinamika pemerintahan di Papua termasuk penerapan otonomi khusus (Otsus).
Menurut Musa’ad, ada informasi-informasi yang belum komprehensif dan ada pemotongan sejarah tentang pemerintahan di Papua.
“Saya merasa terpanggil untuk mencoba menuliskan beberapa hal, atau pun juga menginformasikan beberapa hal pada banyak pihak, sehingga semakin banyak orang yang paham dan tahu tentang pemerintahan yang ada di Papua,” ujarnya.
Musa’ad mejabarkan beberapa hal mendasar mengenai isi buku. Dia menyampaikan, keberadaan masyarakat di Papua sejak abad 14 telah menjalin interaksi dengan kerajaan-kerajaan di Indonesia.
MIPI menggelar acara bedah buku Dinamika Pemerintahan di Papua karya Penjabat (Pj) Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa'ad.
- Tokoh Masyarakat Papua Dukung Aparat Tindak Tegas OPM
- Andreas: Kejahatan yang Dilakukan KKB tak Boleh Dibiarkan Terus Menerus Terjadi
- Tak Ada Luka Tembak di Jasad 11 Korban Pembantaian oleh KKB
- Komnas HAM Kecam KKB yang Bunuh Pendulang Emas di Papua
- Mabes TNI Tuding KKB yang Bantai Pendulang Emas Lakukan Propaganda
- 11 Pendulang Emas Tewas Diserang KKB Papua, Pemerintah Fokus Evakuasi Korban