Miras Oplosan yang Bikin Miris
Banyak Makan Korban, Jadi Trend di Daerah
Rabu, 26 Mei 2010 – 12:55 WIB
Penetapan KLB, bagian dari kesadaran pemkot dalam mengatasi dampak miras oplosan. Diharapkan Pemkot Salatiga menanggung seluruh beban biaya pengobatan para korban. Selain itu, FMSP juga meminta agar pemkot membantu upaya rehabilitasi kesehatan korban yang menjadi bagian komprehensif pasca tragedi miras maut.
Baca Juga:
“Rehabilitasi ini penting karena dalam tiga bulan ke depan nasib para korban yang bertahan masih belum sepenuhnya aman. Dampak dari racun ini belum sepenuhnya bersih dalam kurun waktu tersebut,” katanya.
Realtasnya, Salatiga bukan satu-satunya kota yang menjadi korban Miras Oplosan. Jogja, Solo, Semarang dan hampir seluruh kota di Jawa dan Bali memiliki tren yang sama. Masyarakat gemar menenggak miras oplosan, yang harganya relatif sangat murah.
Bersyukurlah warga Salatiga, karena Pemkot setempat masih mau memperhatikan warganya yang menjadi korban Miras Oplosan. Setidaknya, Ketua DPRD Teddy Sulistio menyanggupi untuk mendesak Pemkot agar membantu pengobatan warganya yang menjadi korban Miras maut itu.
JAKARTA - Tren Minuman Keras (Miras) Oplosan menyeruak di daerah. Terutama di kota-kota pelosok di Pulau Jawa dan Bali. Diperkirakan, korban tewas
BERITA TERKAIT
- Kecam Survey OCCRP yang Serang Jokowi, Golkar Singgung PDI Perjuangan
- Polda Papua Pecat 26 Polisi Selama 2024, Salah Satunya Sudah Bergabung dengan KKB
- Situs Megalitik Gunung Padang Diusulkan Jadi Warisan Dunia UNESCO
- Polri Moncer di 2024, Edi: Tetap Dibutuhkan Pengawasan yang Kuat
- Istana Tegaskan Belanja Kebutuhan Sehari-hari di Warung & Supermarket Tak Kena PPN 12 Persen
- BKN Sebut Pengumuman Kelulusan PPPK Teknis & Nakes Hampir Tuntas, Guru Kapan?