Miras Oplosan yang Bikin Miris
Banyak Makan Korban, Jadi Trend di Daerah
Rabu, 26 Mei 2010 – 12:55 WIB
Dikatakannya, tragedi ini bisa dianggap sebagai bentuk kegagalan pemerintah dalam menjawab persoalan sosial yang dihadapi masyarakat. Beban hidup yang semakin berat, membuat masyarakat cenderung berpikir pendek dan pelariannya ke miras untuk melepas beban. “Kami akan kirim surat resmi kepada walikota mengenai masalah ini,” katanya.
Oplosan Miras
Masing-masing daerah memiliki ciri khas oplosan yang berbeda. Bahkan di masing-masing daerah memiliki istilah yang berbeda - beda pula. Di Jawa Tengah, Miras oplosan dikenal dengan Banyu Gendheng. Di Jogja, oplosan yang paling terkenal adalah Lapen - (langsung pening). Oplosan Lapen biasanya cukup sederhana, namun bisa dibilang juga gila! Umumnya, Lapen berupa minuman oplosan warung yang ditambah minuman energi, lalu dicampur lagi dengan krem obat nyamuk Lavenda.
Lain lagi di Semarang. Salah seorang pengoplos terkenal di kota Atlas adalah Yalis Setyaningsih yang juga dikenal sebagai Mbak Lies. Wanita setengah baya ini, meracik alkohol berkadar 96 persen, air gula, panili, susu, telur, penyedap rasa dan berbagai merek minuman supleman. Konon, racikan Mbak Lies pernah diklaim sebagai obat penambah stamina lelaki. Tetapi, awal tahun 2009 silam oplosan Mbak Lies merenggut 14 nyawa melayang.
JAKARTA - Tren Minuman Keras (Miras) Oplosan menyeruak di daerah. Terutama di kota-kota pelosok di Pulau Jawa dan Bali. Diperkirakan, korban tewas
BERITA TERKAIT
- Presidium MLB NU Sentil Gus Yahya soal Program Makan Bergizi Gratis
- Bambang Komisi XII Anggap Suplai BBM Selama Nataru Lancar, Tidak Ada Kendala
- Melalui FDP, BAZNAS Fokus Tingkatkan Kompetensi Amil Profesional
- Kompolnas Apresiasi Kerja Keras Polri Amankan Natal dan Tahun Baru
- Pakar Hukum Sarankan Polda Metro Terbitkan SP3 Untuk Firli Bahuri, Ini Alasannya
- Pengacara Firli Bahuri Tuding Polisi Kurang Bukti Penyidikan