Mirip Bengkel, Sehari Bisa Delapan Kali Transplantasi
Jumat, 29 Januari 2010 – 05:10 WIB
Sebenarnya, kami ingin sekali bisa melihat langsung pelaksanaan transplantasi. Maklum, lima dari sembilan dokter yang ikut adalah ahli bedah digestif (perut) dan vaskuler (pembuluh darah) dan tiga lainnya ahli anestesi dan konsultan ICU. Begitu pula perawatnya. Yang seorang perawat untuk critical care (ICU), sedang yang lain, perawat bedah di kamar operasi. Hanya dr Sjamsul Arief yang bukan. Artinya, mereka adalah orang-orang yang sehari-hari berhubungan dengan operasi, anestesi, dan perawatan masa-masa kritis post atau pascaoperasi. Jadi, wajar sekali kalau mereka ingin segera bisa kembali ke 'habitat'-nya.
Sayangnya, jadwal kami hari itu adalah kuliah di ruang pertemuan. Bukan di kamar operasi. Baru pada Rabu (20/1) kami diikutkan operasi. Itu pun masih tentatif (belum pasti), menunggu ada tidaknya donor cadaver (mayat). Maka, hari itu kami hanya bisa menyampaikan harapan (sambil berdoa).
Tampaknya Tuhan mendengar doa kami. Saat menanti jadwal berikutnya, Ellen Wei, sekretaris presdir OOTC, menawarkan, apakah kami mau ikut operasi" Siang itu akan ada transplantasi dengan menggunakan donor hidup. Risikonya, kalau kami mau, jadwal kuliah ditiadakan. Mendengar itu, serentak kami menjawab, "Ya, mau!" Pucuk dicinta ulam tiba. Mana mungkin ditolak.
Karena operasinya agak siang, kami disuruh makan dulu di ruang VIP kantin rumah sakit, yang sudah di-booking Ellen. Di ruang itu hanya ada sebuah meja bundar yang tak terlalu longgar untuk 12 orang. Di situ sudah ditata peralatan makan yang terlalu bagus untuk ukuran kantin rumah sakit. Makanan dan cara menyajikannya juga oke banget.
Kita sering mendengar pepatah, "Belajarlah walau sampai ke negeri China?. Untuk transplantasi liver, Tiongkok memang tempat belajar yang paling
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408