Mirip Jaman Jepang, Semua Laki-laki Diangkut

Mirip Jaman Jepang, Semua Laki-laki Diangkut
Mirip Jaman Jepang, Semua Laki-laki Diangkut

“Kampung ini sebenarnya aman, Bang. Karena itu sumber masalahnya datang dari Dolok Saribu. Bapak-bapak disini tidak ada yang suka ribut. Namun karena terpancing dengan masalah yang datang dari sana maka nama kampung inilah yang rusak,” ujar salah seorang warga yang merupakan boru Purba saat ngumpul dengan temannya.

Hal senada juga diungkapkan br Sitio, polisi datang menjemput seluruh pria dewasa dari dalam rumah warga. “Suami kami itu tidak ikut, Bang. Namun semua dipaksa diangkut ke kantor polisi. Kalau Dolok Saribu itu sekitar 3 km lagi dari sini Bang. Tadi pagi (kemarin, Red) tidak ada orang Dolok Saribu yang terlihat melintas padahal biasanya kalau Kamis selalu banyak melintas karena pekan,” ujarnya.

Saat menuju Dolok Saribu setiap warga yang ditanyai tentang kejadian pembunuhan Kapolsek selalu menjawab dengan jawaban yang sama seolah sudah kompak. “Gak tahu kami Pak, semalam kami sudah tidur,” ujar beberapa warga tidak mau bicara.

Setiba di Dusun Dolok Saribu, tidak terlihat ada warga yang beraktivitas. Setelah duduk sekitar setengah jam di ruang balai pertemuan desa, barulah terlihat ada dua pria keluar dari dalam rumah. Namun, pria itu justru ada kelainan jiwa dan sakit-sakit. Tidak berselang lama, beberapa ibu-ibu dan anak-anak terlihat muncul dari dalam rumah dan berdatangan dari ladang.

SUASANA Dusun Dolok Saribu, Nagori Buttu Bayu Pane, Kecamatan Dolok Pardamean berubah sepi. Kaum lelaki pun sama sekali tak terlihat. Semua pria

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News