Miris! 83 Pekerja Bantuan Terlibat Pelecehan Seksual

Donor utama pimpinan Amerika Serikat dan Uni Eropa telah mendesak WHO untuk melakukan penyelidikan eksternal lebih mendalam.
Mereka menuntut penjelasan bagaimana skandal itu dibiarkan terjadi, kata para diplomat kepada Reuters pekan lalu.
WHO meminta kantor PBB yang bertanggung jawab melakukan pengawasan internal sehubungan dengan staf dan organisasi (UN OIOS) untuk melakukan peninjauan.
Jika perlu, penyelidikan lebih lanjut ke semua kasus dugaan eksploitasi dan pelecehan seksual yang diidentifikasi oleh komisi independen, termasuk yang mereka identifikasi pelakunya adalah staf WHO.
"Tim penyelidik eksternal yang terpisah akan mengawasi penyelidikan dugaan kesalahan manajerial sehubungan dengan kegagalan untuk memulai prosedur penyelidikan," demikian pernyataan WHO.
Tedros, yang mengunjungi Kongo 14 kali selama epidemi ebola, mengatakan kepada wartawan bulan lalu ketika komisi itu mengungkapkan temuan lengkapnya bahwa tidak ada yang mengangkat tuduhan itu.
Seperti pertama kali dilaporkan oleh Reuters pekan lalu, WHO mengatakan pihaknya telah mengerahkan para ahli ke sepuluh negara berisiko tinggi, termasuk Afghanistan dan Ethiopia untuk mencegah eksploitasi seksual.
Dalam seminggu terakhir, hampir 40 karyawan WHO dan lembaga mitra PBB telah dilatih dalam upaya pencegahan.(Antara/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Sekitar 83 pekerja bantuan disebut terlibat pelecehan seksual selama pandemi, miris.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Dokter Kandungan Cabuli Bumil di Garut Mengidap Fetish?
- Fakta Baru Si Dokter Kandungan Cabul di Garut, Kebangetan
- Ulah Oknum Dokter di Malang Ini Agak Lain, Minta Pasien Melepas Baju, Korban Trauma!
- Motif Dokter Kandungan di Garut Diduga Lecehkan Pasien Saat USG Terungkap, Alamak
- Dokter Kandungan Terduga Pelaku Pelecehan di Garut Berhenti Praktik Sejak 2024, Penyebabnya Masih Diselidiki
- Alumnus Diduga Melecehkan Pasien di Garut, Unpad Buka Suara