Miris, Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Anak dan Perempuan

Miris, Indonesia Darurat Kekerasan Seksual Anak dan Perempuan
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi. (ANTARA/Anita Permata Dewi).

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi membeber data yang membuat miris.

Data menunjukkan Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Menurutnya Indonesia dalam kondisi darurat kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

"Kami menyatakan darurat kekerasan seksual untuk perempuan dan anak," ujar Arifah Fauzi dalam acara Forum Merdeka Barat 9 bertajuk 'Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya Menuju Indonesia Emas 2045', di Jakarta, Senin (16/12).

Arifah Fauzi menekankan pentingnya sinergi dan kolaborasi lintas kementerian/lembaga dalam mencegah dan menangani kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Koordinasi, sinergi. Karena kami tidak bisa menyelesaikannya sendiri. Tangan (kewenangan) kami terbatas, anggaran kami terbatas. Namun, dengan adanya kesadaran, kemauan untuk menyelesaikan bersama-sama," katanya.

Menurut Arifah Fauzi, penyelesaian isu-isu kekerasan terhadap perempuan dan anak sangat penting mengingat perempuan mengisi hampir separuh populasi Indonesia, yakni 49,42 persen, dan anak sebanyak 31,6 persen.

"Perempuan dan anak adalah pondasi bangsa, pondasi dalam keluarga. Oleh karenanya, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menjadi prioritas strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045," kata Menteri Arifatul Choiri Fauzi.

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mengusung tiga program prioritas untuk mendorong pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak menuju target Indonesia Emas 2045.

Menteri PPPA Arifah Fauzi menegaskan Indonesia saat ini dalam keadaan darurat kekerasan seksual terhadap anak dan perempuan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News