Miris, Kisah Mantan TKW di Perantauan (1)
jpnn.com - MATARAM – Cerita miris Tenaga Kerja Wanita (TKW) memang tidak pernah habisnya. Banyak TKW yang mengalami perlakuan tidak manusiawi di negara rantau. Namun begitu minat perempuan menjadi TKW tetap tinggi.
Kondisi ekonomi yang pas-pas dan keinginan untuk memperbaiki ekonomi keluarga masih menjadi alasan utama para perempuan di NTB memilih menjadi TKW ke luar negeri. Tetapi karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan, membuat TKW kerap menjadi bahan eksploitasi.
Mereka menjadi korban perdagangan orang (trafficking). Banyak TKW yang menjadi korban penyiksaan yang menyebabkan cacat fisik seumur hidup. Bahkan sampai ada yang pulang tinggal nama alias meninggal dunia.
Muliati korban trafficking asal Gegutu Kelurahan Rembiga, Kota Mataram ini mengaku, dirinya memilih menjadi TKW karena tidak ingin melihat keluarganya terlilit hutang setiap hari didatangi oleh penagih. Diam-diam tanpa sepengetahuan orang tuanya, ia berangkat ke Arab Saudi tahun 2010 lalu melalui jasa tekong (calo) sebuah perusahaan pengerah jasa tenaga kerja di Jakarta.
“KTP dan berkas saya urus di daerah lain,” tuturnya di acara diskusi kelompok antar kampung yang digagas Solidaritas Perempuan (SP) Mataram, Kamis kemarin (31/3) seperti dilansirr Radar Lombok (Grup JPNN).
Diskusi ini digelar di kampung yang menjadi kantong TKW di Pulau Lombok. Dalam diskusi tersebut SP mencari tahu dan mendata korban trafficking ini.
Dibantu oleh tekong, Muliati membuat memalsukan data dirinya. Dokumen dan seperti KTP dan KK dibuat di daerah lain yakni Desa Duman Lombok Barat. Menurut tekong tadi, dokumen ini dipalsukan agar keberangkatan Muliati tidak diketahui keluarganya.
Setelah berkas lengkap, oleh tekong ia diberikan pinjaman uang sebesar Rp 3 juta. Uang ini untuk biaya selama Muliati di penampungan milik PJTKI yang akan memberangkatkannya ini di Jakarta. Karena ditampung cukup lama, uang 3 juta itupun habis.
MATARAM – Cerita miris Tenaga Kerja Wanita (TKW) memang tidak pernah habisnya. Banyak TKW yang mengalami perlakuan tidak manusiawi di negara
- 10 Perusahaan Raih Padmamitra Award 2024 dari 7 Kategori yang Diperlombakan
- Terima Kunjungan Murid SD Mentari, Francine Widjojo Contohkan Traktir Kucing Jalanan
- Momen Brigjen Jossy Jadi Pelipur Lara Warga Kampar di Tengah Bencana Banjir
- Dimediasi Forkompimda, MPC Pemuda Pancasila Blora & DPC GRIB Sepakat Berdamai
- Polda Sumsel Memusnahkan 49 Kg Sabu-Sabu Jaringan Narkoba Internasional
- Kabar Gembira, Pemprov DKI Batal Hapus Koridor 1 Transjakarta Rute Blok M-Kota