Miris, Level Kompetensi Siswa Indonesia Sangat Rendah
jpnn.com, JAKARTA - Data PISA atau Programme for International Student Assessment tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains hingga 2018 menunjukkan siswa-siswi Indonesia berada di bawah level kompeten.
Kondisi tersebut mencemaskan karena revolusi industri 4.0 menuntut SDM memiliki kemampuan yang mumpuni.
Menurut Plt Kepala Badan Penelitian, Pengembangan, dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemendikbud Totok Suprayitno, sebanyak 70 persen siswa berada di bawah level kompetensi minimum membaca.
Kemudian, 71 persen berada di bawah level kompetensi minimum matematika, dan 60 persen berada di level minimum sains.
"Artinya apa? Mereka hanya mampu memahami apa-apa yang ada di dalam teks," ujar Totok dalam Rakornas Bidang Perpustakaan 2021 yang digelar secara virtual, Senin (22/3).
Para siswa, lanjut dia, hanya menerapkan konsep-konsep matematika dalam masalah yang standar. Mereka belum bisa berpikir tingkat tinggi hanya level rendah.
Kenyataan tersebut, kata Totok, menjadi peringatan yang tidak bisa dibiarkan.
Logikanya sangat jelas bahwa anak yang memiliki kemampuan literasi membaca tidak sekadar memahami hanya di teks.
Kemendikbud mengungkapkan hasil PISA 2018 yang menunjukkan siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi, matematika, dan sains sangat rendah
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
- Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Menjadi Pilar Penting Merdeka Belajar
- Kemendikbudristek Mempercepat Digitalisasi Pendidikan Lewat Platform Teknologi