Miris, Siswi SMK Kesehatan di Bandung Barat jadi Korban Bully, Depresi dan Meninggal Dunia
jpnn.com, BANDUNG - Jagat media sosial dihebohkan dengan kasus pembullyan yang berujung kematian dan menimpa seorang siswi SMK kesehatan di Kabupaten Bandung Barat.
Peristiwa ini terkuak setelah viral di berbagai media sosial. Salah satunya akun medsos X atau Twitter @jissookkiim yang membuat utas tentang dugaan aksi bullying pada 6 Juni 2024.
Korban atas nama Nabila Putri Nur’aini diduga menjadi korban pembully-an atau perundungan oleh teman satu sekolahannya.
Aksi pembully-an itu mengakibatkan korban mengalami depresi berat dan meninggal dunia, beberapa waktu lalu.
Menurut Ibu korban, Siti Aminah, anaknya mengaku kerap menerima perilaku yang tidak baik dari temannya. Aksi perundungan sudah dirasakannya selama tiga tahun atau sejak kelas 1 SMK.
Adapun putrinya tidak pernah menceritakan aksi perundungan yang dialaminya kepada orang tua. Dia memendamnya sampai akhirnya teman dekat korban memberitahunya.
“Tidak berani bilang ke saya awal permasalahannya, saya pun tahu dari temannya itu menceritakan semuanya. Saya mau bicara laporan ke sekolah pun sama almarhum, tidak boleh karena almarhum bilang bahwa ‘Neng itu di sekolah untuk cari ilmu bukan untuk cari musuh’,” kata Aminah, Senin (10/6).
Aminah menuturkan perilaku bully yang dilakukan pelaku kepada anaknya mulai dari cacian, hinaan, dan juga tindakan fisik.
Jagat media sosial dihebohkan dengan kasus pembullyan yang berujung kematian dan menimpa seorang siswi SMK kesehatan di Kabupaten Bandung Barat.
- Viral Perundungan Siswa MTs di Pati, Sahroni Minta Pelaku Dihukum Setimpal
- Sukurin, 3 Pelaku Perundungan Pria Berkebutuhan Khusus di Bandung Terancam 6 Tahun Bui
- Pria Berkebutuhan Khusus Dipaksa Makan Daging Musang, Kapolresta Bandung Ungkap Motif Pelaku
- Viral, Perundungan Anak Berkebutuhan Khusus di Bandung, Dipaksa Makan Daging Musang
- Viral Pria di Surabaya Suruh Siswa Sujud dan Menggonggong, Ini Analisis Reza Indragiri
- Di Tengah Heboh Kasus Supriyani, Gibran: Jangan Ada Lagi Guru yang Kriminalisasi