Miris...Mau ke Sekolah Harus Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai
jpnn.com, PROBOLINGGO - Saat ini ada sekitar 50 kepala keluarga yang tinggal di Dusun Kedung Miri Kabupaten Probolinggo, Jatim.
Warga di dusun itu harus melintasi sungai untuk demi melakukan aktivitas ekonomi dan pendidikan
Setidaknya ada 250 jiwa tinggal di dusun. Mereka bermata pencaharian sebagai buruh tani.
Setiap hari warga harus melintasi sungai dari Gunung Argopuro untuk pergi ke sekolah, ke pasar, bekerja hingga membawa hasil panen.
Menurut Sri Wahyuni, warga Dusun Kedung Miri, jika sungai berarus deras, aktivitas warga langsung terhenti.
"Kami hanya bisa menunggu debit air semakin kecil," ujar Sri.
Dari pengamalan Sri saat dia pulang ke rumah pada malan hari, kondisi sungai besar.
Dia terpaksa menginap di rumah saudaranya di tepian sungai
Ironisnya, jika pada pagi hari debit air sungai besar, puluhan siswa dari dusun ini terpaksa membolos sekolah.
Sementara itu, munurut Samsul Arifin, Kepala Dusun Kedung Miri, secara ekonomi warga di dusunya sangat jauh dari harapan.
Selain karena pekerjaan sebagai buruh tani, tidak adanya jembatan merupakan salah satu faktor terhambatnya ekonomi warga.
"Warga kami adalah korban janji-janji politik, dan berharap pemerintah segera merealisasikan pembangunan jembatan agar anak-anak bisa pergi ke sekolah tidak bertaruh nyawa," kata Samsul.(pul/jpnn)
Saat ini ada sekitar 50 kepala keluarga yang tinggal di Dusun Kedung Miri Kabupaten Probolinggo, Jatim.
Redaktur & Reporter : Natalia
- Masa Jabatan Selesai, Tabrani Resmi Melepas Tugas Pjs Wali Kota Tangsel
- Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan 600 Meter
- Ungkap Kasus TPPO, Polres Muara Enim Bekuk 1 Tersangka
- Pj Gubernur Jateng Dampingi Wapres Silaturahmi dengan 3 Ribu Nasabah PNM Mekaar
- Korban Helen di BPR Fianka Tak Cuma Tukang Sayur, Polda Riau Bidik Tersangka Baru
- Polda Riau Mengerahkan 1.395 Personel untuk Pengamanan Pilkada 2024