Misi Penyelamatan Sri Mulyani

Misi Penyelamatan Sri Mulyani
Misi Penyelamatan Sri Mulyani

jpnn.com - Senin kemarin, kondisi pasar Asia Tenggara mengalami penurunan dan kondisi Rupiah melemah secara signifikan (berada pada kisaran Rp 10, 490 untuk satu dollar Amerika, dan menjelang hari selasa, terus menurun diangka Rp. 10, 685. Di saat bersamaan, saya sedang menghadiri Konferensi Kedua Diaspora Indonesia bersama Sri Mulyani, direktur manajer Bank Dunia Grup, yang prihatin dan paling bisa bertindak dengan kondisi melemahnya rupiah ini.

Kenapa? Indonesia sedang mengalami proses degradasi identitas yang dramatis.

Secara fakta, apa yang sekarang terjadi di Indonesia banyak dipengaruhi oleh faktor global, seperti: berakhirnya suntikan dana melalui QE oleh Bank Sentral Amerika dan peninjauan kembali seluruh resiko atas pasar negara berkembang dengan bank investasi, seperti Morgan Stanley ungkapkan dalam penelitiannya tentang kemapanan ekonomi yang  dahulu pernah jaya.

Kondisi ini sangat riil terjadi: kebijakan QE Bank Sentral Amerika dalam menggelontorkan dana bantuan sebesar $ 85 miliar dalam sebulan. Kucuran dana bantuan ini disarakan oleh seluruh pelaku pasar, temasuk Indonesia didalamnya.

Tapi, beberapa faktor yang terjadi di dalam negeri juga sangat mempengaruhi proses peminjaman dana bantuan ini. Indonesia, sebagai contoh, harus dapat bertahan dalam pergulatan subsidi BBM (mencapai 30 miliar dalam tahun terakhir) dan isu-isu reformasi.

Di waktu yang sama, beberapa agenda perpolitikan nasional (pemilu 2014) yang rentan dengan kisruh, sedikit banyaknya telah memberikan pengaruh negatif terhadap proses penanaman modal asing di Indonesia.

Hal ini juga mempengaruhi modal kerja: pendanaan dan tenaga kerja, yang dibutuhkan oleh Indonesia ke depan. Pergerakan rupiah yang terjadi pada hari Senin, membuat  investor asing secara massal melepas 169 juta rupiah dalam perdagangan saham Indonesia. Sebuah tanda jika mereka bisa saja mengambil uang mereka semudah saat mereka menginvestasikannya.

Jika saja kepercayaan dari pihak investor hilang, tidak ada yang dapat dilakukan untuk menahan laju penurunan rupiah. Tentu saja, jika hal ini benar-benar terjadi, tugas pemerintah adalah mengembalikan semua kepercayaan yang pernah ada.

Senin kemarin, kondisi pasar Asia Tenggara mengalami penurunan dan kondisi Rupiah melemah secara signifikan (berada pada kisaran Rp 10, 490 untuk

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News