Miskin Bermartabat

Oleh: Dahlan Iskan

Miskin Bermartabat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Di halaman masjid itu ada bangunan tempat wudu -membasuh muka sebelum salat. Pakai keran di empat sudutnya.

Halaman masjid ini berupa tanah kering. Cukup luas. Sedikit lebih luas dari masjidnya.

Di sebelah tempat wudu itu ada gerbang. Itulah gerbang menuju makam.

Kompleks makam ini tertata rapi. Ada tamannya. Di kanan kiri. Terasa lebih rapi dari masjidnya.

Dari gerbang itu pula ada jalan beton selebar tiga meter. Kanan kirinya prasasti. Berjejer.

Satu nama satu prasasti. Sesuai dengan nama tokoh yang dimakamkan di situ. Ditulis dalam bahasa Arab dan bahasa Ethiopia.

Di belakang jajaran prasasti itu pepohonan dan semak. Tanaman utamanya kaktus. Tinggi-tinggi, meski tidak setinggi kaktus di Arizona, Amerika.

Di depan sana, di ujung koridor ini, terlihat bangunan berkubah juga. Lebih tinggi dari kubah masjid. Di halaman bangunan berkubah inilah terdapat beberapa makam ”VIP”: keturunan inti muhajirin awal.

Miskin tetapi bermartabat. Cocok dengan motto saya dulu. Anda tentu masih ingat apa lanjutan motto itu yang pernah saya kampanyekan dulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News