Miskin Bermartabat

Oleh: Dahlan Iskan

Miskin Bermartabat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Kiai sepuh itu pun memimpin doa. Pendek. Sambil berdiri. Tidak ada kekhusukan seperti di makam Gus Dur di Tebuireng, Jombang.

Keluar dari makam lebih banyak lagi yang mengerubung. Juga para wanita. Anak-anak.

Lalu saya lihat dua lelaki perlente masuk ke makam. Gagah. Berjas. Berdasi. Wajahnya seperti keturunan Arab.

"As-salamu alaikum," sapanya. "Kami dari Toronto."

"Kanada?”

"Yes."

Kami pun mengobrol sambil berdiri. Tidak ada tempat duduk. Tidak ada gazebo. Tidak ada tempat berteduh.

"Kami lahir di desa ini. Besar di Addis Ababa. Sekarang tinggal di Toronto."

Miskin tetapi bermartabat. Cocok dengan motto saya dulu. Anda tentu masih ingat apa lanjutan motto itu yang pernah saya kampanyekan dulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News