Miskin Bermartabat

Oleh: Dahlan Iskan

Miskin Bermartabat
Dahlan Iskan. Foto/ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

Dia mau makan. Lebih cepat habis dari saya.

Kami banyak berbincang soal perang di Tigray. Sesekali pembicaraan berhenti. Kami terdiam. Lama.

Sopir yang mengantar saya dari Makelle menyerahkan layar HP-nya. Merek Samsung. Saya baca pesan di layar hp itu.

"Kita jangan bicara perang. Yang baru masuk itu tentara," tulisnya.

Saya pun melirik tamu yang lagi makan sayur mentah campur saus dan roti. Makannya cepat. Lalu pergi.

Kami mulai lagi bicara soal perang.

"Saya pernah sembunya di bunker di bawah masjid. Hampir tanpa makan dan minum. Dua hari," ujar Gus Pamandu.

Bunker itu cukup untuk 50 orang. Berdesakan, tetapi tetap saja tidak aman.

Miskin tetapi bermartabat. Cocok dengan motto saya dulu. Anda tentu masih ingat apa lanjutan motto itu yang pernah saya kampanyekan dulu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News