Misteri Hilangnya Arsip Negara
Nestapa ANTARA
"Saya ditangkap oleh militer pada hari Jum'at, 15 Oktober 1965, di Kantor Pusat Berita ANTARA," kenang Rusiyati, yang bekerja di ANTARA sejak 1954.
"Saya masih ingat," sambungnya, "di tanggal satu Oktober 1965 siang hari, kantor kami dan beberapa kantor berita harian Ibukota lainnya sudah kena pelarangan terbit oleh KODAM V JAYA."
Pun demikian, para pegawai ANTARA tetap masuk kantor tiap hari. Baik bagian redaksi maupun bagian administrasi.
"Kehadiran kami di kantor dengan maksud tetap siap untuk segera menerbitkan bulletin bilamana pelarangan terbit dicabut kembali," kenang Rusiyati, sebagaimana disampaikan Ratih Miryanti, 23 September 2006 di Amsterdam, Belanda.
Ibu-ibu…bapak-bapak dan para hadirin yang saya hormati, saat ini kehadiran saya sebagai putri kelima dari Ibu Rusiyati karena diminta oleh Oom Sarmadji selaku koördinator dari Perhimpunan Dokumentasi Indonesia di Amsterdam, untuk membacakan sebagian dari karya tulisan Ibu Rusiyati tentang kesaksiannya sebagai wartawan, yang mengalami peristiwa Gerakan Satu Oktober, disingkat GESTOK 1965.
Nah, berikut ini cuplikannya…
8 Oktober 1965. Kantor kami didatangi oleh Letnan Kolonel Noor Nasution dari Palembang. Dia menyatakan bahwa kedatangannya atas tugas untuk memimpin Pusat Kantor Berita ANTARA.
MESKI milik negara, ternyata kantor berita ANTARA pernah digoyang angkatan bersenjata. Wartawan dan awaknya ditangkap. Dan entah apa yang dipikirkan,
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah