Misteri Hilangnya Arsip Negara
Mereka duduk di barisan belakang, sementara itu saya disuruh duduk di barisan paling depan supaya berjauhan dengan 3 orang tersebut.
Dalam proses interogasi, dia mengajukan pertanyaan-pertanyaan khusus mengenai suami saya. Saya menjawab bahwa suami saya saat ini berada di RRT dalam rangka kunjungan resmi sebagai wakil generasi Angkatan '45 bersama delegasi MPRS, pimpinan Chaerul Saleh.
Di samping itu suami saya juga anggota SOBSI (Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia). Dalam interogasinya dia tidak mengajukan pertanyaan yang sehubungan dengan fungsi kerja saya sebagai wartawan di ANTARA.
Bahkan juga tidak menyinggung masalah penerbitan bulletin terbitan 1 Oktober…siang hari yang memuat berita mengenai peristiwa GESTOK (Gerakan Satu Oktober).
Setelah melalui proses interogasi cukup lama lantas saya dikembalikan ke tempat semula.
Sementara itu Tini kelihatannya sudah tidur nyenyak sedangkan perasaan dan pikiranku hanya terpancang pada anak-anakku karena tidak mengetahui keberadaan saya.
Saya berusaha untuk bisa tidur tapi kekhawatiran terhadap anak bungsuku yang masih balita membutuhkan susu ibu sangat saya rasakan.
Keesokan pagi harinya saya dan Tini dipanggil untuk kembali ke tempat ruangan di mana kami kemarin harinya diterima.
MESKI milik negara, ternyata kantor berita ANTARA pernah digoyang angkatan bersenjata. Wartawan dan awaknya ditangkap. Dan entah apa yang dipikirkan,
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah