Misteri Identitas Pak Ogah, Gubernur Bali pun Dicueki
Ya, sejak sekitar empat tahun lalu, Pak Ogah seolah menjadi ”malaikat penjaga jalanan” Denpasar. Di mana pun bersirobok dengan bagian jalan, trotoar, atau gorong-gorong tidak dalam kondisi semestinya, dengan segera dia turun tangan.
Dengan tenaga dan uang sendiri, Pak Ogah menambal lubang yang bisa membahayakan orang. Dari 25 Februari lalu saja hingga saat bertemu Bali Express Rabu siang lalu itu, khusus di Jalan Teuku Umar, sudah ada delapan titik jalan yang dia perbaiki.
Total, sejak empat tahun lalu, 50 titik kerusakan di sekujur ibu kota Bali tersebut telah diperbaikinya. Hanya kadang-kadang dibantu tiga karyawannya.
Apa yang dilakukan Pak Ogah itu mirip dengan aksi Abdul Syukur. Tukang becak di Surabaya itu juga dengan sukarela menambal lubang di sejumlah jalanan ibu kota Jawa Timur tersebut. Yang menggerakkan mereka sama: jangan sampai ada orang lain celaka.
Tapi, ketulusan Pak Ogah itu rupanya tak bisa diterima semua pihak. Para penelepon misterius yang meminta identitas dan alamat lengkapnya tadi, misalnya, bisa jadi menyiratkan ancaman.
Namun, Pak Ogah mengaku tak pernah merasa terganggu. ”Saya ini masyarakat biasa. Jadi wajar kalau saya berbuat sesuatu untuk masyarakat,” kata pria yang mengaku berasal dari Malang, Jawa Timur, yang datang kali pertama di Bali pada 12 April 2012 itu.
Semua titik jalan atau trotoar yang dibenahi Pak Ogah biasanya diawali dengan menambalnya menggunakan kerikil dan semen. Selanjutnya, untuk kerusakan di jalan, dia bahkan sampai memakai aspal betulan.
Baju seadanya dan topi yang tampak lusuh menjadi ciri khas Pak Ogah tiap kali beraksi memperbaiki jalan atau trotoar. Sering kali pula dia tidak memakai baju atas. Cukup celana pendek melekat di badan.
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis