Mitos atau Fakta Ada ASI Tak Bagus, Simak Penjelasan Ahli
jpnn.com, JAKARTA - Praktisi kesehatan dr Boy Abidin, Sp.OG, mengatakan bukan mitos jika kualitas air susu ibu (ASI) tak selamanya baik.
Menurutnya, kualitas dan kuantitas ASI sangat dipengaruhi oleh makanan, stres, gaya hidup, dan lainnya.
Padahal, lanjut dr Boy, kualitas ASI berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Menurut dia, respons anak terhadap ASI bisa terlihat dalam jangka panjang dan pendek.
"Pada jangka pendek misalkan, ibu bisa menyusui dalam waktu panjang, anak sulit kenyang. Jangka panjangnya bisa dilihat dari berat badannya, apakah naik sesuai indikator," beber dr. Boy saat dikonfirmasi JPNN.com, di Jakarta, Kamis (23/12).
Oleh karena itu, dr Boy mengingatkan agar sumber asupan nutrisi anak diperhatikan, terutama pada 1.000 hari pertama anak, hingga tahap menyusui.
Ibu harus sadar ASI dapat melindungi bayi dari kuman serta dapat mencegah diare dan malnutrisi.
“Di dalam ASI juga terkandung asam lemak yang bermanfaat bagi perkembangan otak anak dan juga membantu perkembangan sensorik dan kognitif pada bayi,” jelas dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan itu.
Lebih lanjut, perkembangan otak dipengaruhi oleh asam lemak rantai panjang yang paling banyak didapatkan dalam fosfolipid otak adalah AA dan DHA.
Praktisi kesehatan dr Boy Abidin, Sp.OG, mengatakan bukan mitos jika kualitas air susu ibu (ASI) tak selamanya baik.
- Sebegini Donasi MSIG Life untuk Makanan Bergizi & Pendidikan Anak Pra-Sejahtera
- 4 Manfaat Daun Pepaya, Jerawat Bakalan Ambyar
- Kunjungi Markas PBB, Fraksi PKS DPR Perjuangkan Nasib Anak-Anak Gaza Korban Agresi Israel
- Anak Dirawat di Rumah Sakit, Dhena Devanka Sindir Mantan Suami, Pedas Banget
- Peringatan HAKTP, KOPRI PB PMII Ajak Seluruh Masyarakat Cegah Kekerasan Seksual
- Tak Larang Paula Verhoeven Ketemu Anak, Baim Wong: Kapan Pun Boleh