Mitratel Akuisisi Saham Persada Sokka Tama
jpnn.com, JAKARTA - Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) melakukan Penandatanganan Perjanjian Akta Jual Beli saham dengan PT. Persada Sokka Tama (PST) sebanyak 5 persen.
Acara yang diselenggarakan di Telkom Landmark Tower, Jakarta ini dihadiri Direktur Utama Theodorus Ardi Hartoko, Direktur Utama Persada Sokka Tama Firman Hidayat, dan pemilik 5% saham Rahina Dewayani.
Dengan ditandatanganinya perjanjian ini, Mitratel akhirnya mengakuisisi seluruh saham perusahaan menara tersebut.
“Akuisisi ini dilakukan sesuai target Akta Jual Beli Saham Maret 2019 lalu, bahwa Mitratel akan membeli sisa saham PST senilai 5% dan menjadi pemegang saham seutuhnya 100%," ujar Direktur Utama Mitratel Teddy Hartoko.
Teddy menuturkan langkah kerja sama ini tentunya akan memberikan keuntungan yang sangat besar bagi perusahaan.
"Larena kami akan semakin lincah dan agresif untuk masuk ke berbagai segmen bisnis Menara Telekomunikasi yang ujungnya adalah peningkatan skala bisnis yang signifikan. Di lain sisi, PST juga akan kami siapkan sebagai vehicle dalam meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan sebagai value differentiator dibandingkan pesaing di industri ini," sebut Teddy.
Akuisisi terhadap PST ini bisa meningkatkan efisiensi bisnis operasional dan memperkuat portfolio Menara telekomunikasi Mitratel, guna mendukung rencana perusahaan menuju unlock tower business.
Sebagai informasi, PT. Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) merupakan anak usaha Telkom yang berfokus di bisnis Menara telekomunikasi.
Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) akhirnya mengakuisisi seluruh saham perusahaan menara tersebut.
- KPK Periksa Petinggi BUMN terkait Kasus Korupsi Akuisisi PT Jembatan Nusantara
- 16 Tahun Melayani Industri Telekomunikasi, Mitratel Siap Terbang Lebih Tinggi
- Dukung Industri Media dan Komunikasi, Telkom Hadirkan Solusi Digital Indibiz
- Ajak Karyawan Aktif Berolahraga, Mitratel Meluncurkan Moves, Bergerak dan Bersedekah
- Selain di Hari Pelanggan Nasional, Telkom Rutin Kunjungi Konsumen
- Samsung Akan Akuisisi Bisnis Infrastruktur Nokia