Mixed Marketing Concept, Bukti Komitmen Kuat CNI Lakukan Transformasi
jpnn.com, JAKARTA - CNI Indonesia sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang memasarkan produk dengan konsep Multi Level Marketing (MLM).
Namun, melihat situasi terkini yang tidak mudah, terutama terkait masalah sosial dan geo-politik di Indonesia, plus adanya ‘ledakan’ teknologi yang sangat luar biasa, membuat CNI selaku perusahaan berupaya untuk menjadi kreatif, adaptif, dan fleksibel.
Terlebih, persaingan dalam dunia usaha semakin lama dirasa semakin ketat. Itu sebabnya, CNI menciptakan suatu konsep marketing yang sangat unik dan menarik, yang dinamakan Mixed Marketing Concept (MMC). Konsep itu praktis mengubah pola marketing sebelumnya yaitu MLM.
MMC merupakan penggabungan keunggulan dari konsep pemasaran tradisional (offline dan online), penjualan langsung yang mencakup penjualan pribadi, berjenjang terbatas, dan penjualan berjenjang, serta sedikit mengadopsi sistem franchise.
Kalau dalam MLM konsepnya adalah penjualan berjenjang, yang mana setiap anggota diharapkan dapat merekrut orang sebanyak-banyaknya untuk menggunakan dan memasarkan produk dengan pola marketing bertingkat. MMC memiliki konsep yang berbeda.
“MMC tidak seperti itu. CNI tidak lagi membuka kesempatan untuk orang-orang menjadi anggota kapan saja dan di mana saja. Kesempatan untuk menjadi anggota CNI kelak hanya akan dibuka jika dirasa perlu di lokasi yang diperlukan,” kata S. Abrian Natan, CEO CNI Indonesia.
“Dalam hal ini, kelebihan konsep franchise akan kami terapkan meski tidak benar-benar seperti konsep franchise pada umumnya,” Abrian menambahkan.
Lebih lanjut, Abrian mengakui bahwa beberapa keunikan dan kelebihan dalam sistem MLM memang akan diterapkan.
“Namun sangat jelas, konsep MMC bukanlah MLM,” Abrian menegaskan.
Bukti dari transformasi yang dilakukan CNI ditandai dengan banyaknya perubahan. Mulai dari perubahan mindset, cara berbisnis, distribusi produk, kebijakan, promo, pricing, marketing plan (rancangan bisnis CNI), semuanya berubah. Termasuk adanya tim manajemen yang masih berusia muda (regenerasi).
“Demikian juga dengan logo yang harus berubah. Ini menunjukkan komitmen kuat dari CNI untuk melakukan transformasi. Sudah 30 tahun lebih kami menggunakan logo dan konsep pemasaran yang lama. Inilah saatnya bagi CNI untuk benar-benar berubah (transformasi),” ujar Abrian.
Dia pun menyadari, segala sesuatu tidak akan mungkin mencapai tahap yang lebih baik kalau tidak berani melakukan perubahan. Termasuk sebuah perusahaan.
Kelebihan MMC CNI
Saat ini banyak pemilik toko offline merasa sepi pelanggan, sehingga menjalankan usahanya secara online. Namun, menjalankan usaha online pun tidak mudah. Mengingat, seorang pengusaha juga harus belajar sendiri cara membuka toko online, membuat kreasi konten untuk sosial media, dan melakukan pengiriman barang secara pribadi.
Pun bagi mereka yang sudah punya cukup banyak follower di sosial media, mereka masih harus mencari sendiri produknya. Masalahnya, mencari produk itu bukan perkara mudah.
Harus dicek lebih dahulu produknya itu legal atau tidak, izin dari BPOM atau Departemen Kesehatan-nya, izin edarnya, hingga pembayaran pajaknya. Belum lagi jika terjadi perang harga, yang harus dihadapi dan diatasi sendiri.
Abrian mengungkapkan kelebihan pemasaran secara online dari MMC CNI dibandingkan kebanyakan bisnis online lainnya.
“Nah, di MMC CNI, jika ada anggotanya yang ingin menjual produk CNI secara online, hal-hal tersebut tidak terlalu jadi masalah. CNI akan memberikan pelatihan bagaimana cara membuat toko online, membuat konten, dan sebagainya,” ucap Abrian.
Bahkan, masih menurut Abrian, CNI akan membuat konten produk untuk dipromosikan secara online dan para anggota dapat menggunakan konten (video atau foto) tersebut dalam akun sosmednya.
Semua produk-produk CNI tentunya sudah mempunyai izin BPOM/Depkes, izin edar, izin halal, membayar pajak, dan sebagainya. Selain itu, yang paling penting adalah produk CNI tidak mempunyai saingan secara langsung. Karena produk-produk CNI dibuat oleh CNI sendiri.
“Memang betul, ada satu masalah yang dapat terjadi, yaitu masalah perang harga atau undercutting. Dalam hal ini CNI berkomitmen, untuk bersama dengan para mitranya mengatasi hal tersebut. Kami percaya masalah ini dapat diatasi, setidaknya diminimalisasi secara signifikan,” Abrian menuturkan.
“Persaingan yang dapat dilakukan adalah dalam hal kreativitas membuat konten, pelayanan yang maksimal dan responsif, hubungan yang baik dengan para konsumen dan sebagainya,” pungkas Abrian.(ray/jpnn)
CNI Indonesia sebelumnya dikenal sebagai perusahaan yang memasarkan produk dengan konsep Multi Level Marketing (MLM).
Redaktur & Reporter : Budianto Hutahaean
- Resmikan Store, CNI Memberi Keuntungan Lebih Bagi Mitra
- Perkuat Transformasi Bisnis, CNI Luncurkan Logo dan Produk Baru
- 8 Bulan Berdiri, BASU Sukses Raih 300 Ribu Anggota
- Tinggalkan MLM, CNI Kini Fokus pada Pemasaran Berbasis Mixed Marketing Concept
- Bantah Kelola Robot Trading ATG, Pansaka Cuma Jual Kopi dan Skincare
- Marak Money Game Berkedok MLM, SWI Ingatkan Ini