MK Hapus Istilah Empat Pilar Kebangsaan

jpnn.com - JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (UU Parpol). Dengan putusan ini, maka istilah empat pilar kebangsaan dihapus dari UU Parpol.
MK menyatakan frasa "empat pilar berbangsa dan bernegara" yang terkandung dalam Pasal 34 ayat (3b) huruf a Pasal 34 ayat (3b) huruf a UU Parpol dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.
"Mengabulkan sebagian permohonan para pemohon," tegas Ketua Majelis Hakim Hamdan Zoelva saat membacakan amar putusan di gedung MK, Jakarta Pusat, Kamis (3/4).
Pengujian pasal empat pilar kebangsaan dalam UU Parpol dimohonkan sejumlah warga negara yang tergabung dalam Masyarakat Pengawal Pancasila Jogya, Solo, dan Semarang (MPP Joglosemar).
Terkait putusan MK, kuasa hukum pemohon, TM Lutfie Yazid mengatakan bahwa MK telah mengembalikan kehormatan Pancasila. Luthfi berharap, di masa yang akan datang tidak ada lagi kekuatan manapun yang mencoba mengutak-atik Pancasila sebagai dasar negara.
"Empat pilar sudah Innalillah (tamat). Nggak boleh lagi bilang Pancasila jadi pilar, dan tidak ada lagi pakai APBN untuk sosialisi empat pilar," kata Yazid, usai mengikuti sidang di MK. (dil/jpnn)
JAKARTA - Mahkamah Konstitusi (MK) mengabulkan sebagian permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik (UU Parpol).
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Raih Penghargaan PRIA Awards 2025, Pertamina Patra Niaga RJBB: Jadikan Motivasi untuk Terus Berinovasi
- Gus Ipul Pastikan Efisiensi Tak Ganggu Pelayanan Masyarakat di Kemensos
- Polda Metro: Penggunaan Bahu Jalan di Tol Efektif Kurangi Kepadatan
- Kejari Aceh Timur Eksekusi 2 Pelaku Judi dengan Hukuman Cambuk
- Program Biru School Alliance Dorong Kesadaran Lingkungan di Sekolah
- Prof Titik Mengkritisi Perluasan Kewenangan Kejaksaan dan Polri