Mobil-Mobil Jepang Mengalami Krisis Penjualan di China, Kenapa?
jpnn.com - Mobil-mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China yang disebabkan meningkatnya permintaan pada kendaraan listrik, lapor Reuters, Rabu.
Total penjualan merek mobil Jepang di China turun 32 persen pada kuartal pertama 2023 dibandingkan tahun lalu.
Bukan hanya produsen Jepang, pabrikan Jerman Volkswagen juga mengalami perubahan bisnis di China.
Kendati demikian, pabrikan Jepang lebih disorot karena tidak memiliki banyak model untuk bersaing di segmen listrik.
"Terutama pembuat mobil Jepang menghadapi persediaan mobil baru yang sedikit di China," kata Yasushi Matsui, selaku kepala keuangan pemasok suku cadang Denso Corp.
Nissan yang memiliki model Sylphy sebagai kendaraan terlaris di China selama tiga tahun justru tertinggal oleh mobil BYD Song yang merupakan plug-in hybrid buatan dalam negeri.
Nissan mengatakan telah menjual lebih dari 5 juta Sylphy di China selama bertahun-tahun.
Mereka menyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif kendaraan listrik di Guangzhou.
Mobil-mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China yang disebabkan meningkatnya permintaan pada kendaraan listrik, lapor Reuters, Rabu.
- Pasar Mobil Listrik Premium Diprediksi Akan Lesu Pada 2025
- Menteri Rosan Sebut Tiongkok Berinvestasi Rp 120 Triliun untuk Indonesia
- Hyundai Creta Listrik Bakal Melantai Bulan Ini, Desainnya Lebih Keren
- Wuling Zhiguang EV Menawarkan Aksesibilitas Lewat Pintu Geser
- Analis Memproyeksikan Penjualan Mobil Listrik Naik 30 Persen Pada 2025
- Hadir di Indonesia, Xpeng Tunjuk ERAL Sebagai APM, 2 Mobil Listrik Disiapkan