Mobil-Mobil Jepang Mengalami Krisis Penjualan di China, Kenapa?
![Mobil-Mobil Jepang Mengalami Krisis Penjualan di China, Kenapa?](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/normal/2022/12/16/ilustrasi-bendera-china-dan-jepang-foto-antarareutersdado-kg-6kob.jpg)
jpnn.com - Mobil-mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China yang disebabkan meningkatnya permintaan pada kendaraan listrik, lapor Reuters, Rabu.
Total penjualan merek mobil Jepang di China turun 32 persen pada kuartal pertama 2023 dibandingkan tahun lalu.
Bukan hanya produsen Jepang, pabrikan Jerman Volkswagen juga mengalami perubahan bisnis di China.
Kendati demikian, pabrikan Jepang lebih disorot karena tidak memiliki banyak model untuk bersaing di segmen listrik.
"Terutama pembuat mobil Jepang menghadapi persediaan mobil baru yang sedikit di China," kata Yasushi Matsui, selaku kepala keuangan pemasok suku cadang Denso Corp.
Nissan yang memiliki model Sylphy sebagai kendaraan terlaris di China selama tiga tahun justru tertinggal oleh mobil BYD Song yang merupakan plug-in hybrid buatan dalam negeri.
Nissan mengatakan telah menjual lebih dari 5 juta Sylphy di China selama bertahun-tahun.
Mereka menyatakan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan insentif kendaraan listrik di Guangzhou.
Mobil-mobil Jepang menghadapi krisis penjualan di China yang disebabkan meningkatnya permintaan pada kendaraan listrik, lapor Reuters, Rabu.
- IIMS 2025, SIS Berencana Memasarkan Suzuki e-Vitara di Indonesia Pada 2026
- IIMS 2025: Tampang Mirip Alphard, Honri Boma EV Bisa Menjelajah Sejauh 225 Km
- Denza Z9 Sukses Curi Perhatian Pengujung IIMS 2025
- Gofar Hilman Beri Sentuhan pada Mobil Listrik Seres E1, jadi Lebih Keren
- Resmi Meluncur di IIMS 2025, Honda e:N1 Dijual Terbatas
- Dukung Gaya Hidup Ramah Lingkungan, Jetour Rilis X50e di IIMS 2025