Mobil Murah Berpotensi Rugikan Pemerintah

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Tulus Abadi menilai kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) alias mobil murah akan berdampak negatif terhadap keuangan negara. Menurutnya, kebijakan ini akan membuat pemerintah kehilangan pemasukan dari berbagai sektor terutapa pajak.
"Saya menyimpulkan bahwa kebijakan LCGC adalah bersifat predator, karena memakan sektor-sektor yang lain termasuk dalam hal pajak," ujar Tulus kepada wartawan di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (28/9).
Tulus mengatakan, pemerintah setiap tahunnya akan kehilangan minimal Rp 10 triliun dari sektor pajak akibat kebijakan LCGC. Pasalnya, produsen mobil murah mendapat kompensasi 10 persen dari PPN barang mewah.
Selain itu, Tulus juga memprediksi bahwa mobil murah akan menyebabkan pengeluaran subsidi bakar semakin melambung. Mengingat, pemerintah mentargetkan 600 ribu unit LCGC dipasarkan setiap tahun.
Karena itu, lanjutnya, tidak ada alasan bagi pemerintah untuk meneruskan kebijakan tersebut. Tulus meminta pemerintah mengalihkan fokusnya pada perbaikan transportasi masal dan menghentikan kebijakan mobil murah.
Kita ini terbalik, ketika BBM masih disubsidi, ketika transportasi masih busuk, tiba-tiba kita di bom dengan mobil LCGC ini. Ini yg menjadi kebijakan yg bersifat predator," pungkasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Tulus Abadi menilai kebijakan Low Cost Green Car (LCGC) alias mobil murah akan berdampak
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang