Mochamad Ariyo Farid Zidni, Pendongeng dari Bencana ke Bencana

Terkesan Surat Anak Aceh, Terapi Bocah Trauma Hujan

Mochamad Ariyo Farid Zidni, Pendongeng dari Bencana ke Bencana
Mochamad Ariyo Farid . Zidni. Foto : Tri Mujoko B/Jawa Pos

Bersama Pak Raden, Ariyo belajar banyak hal tentang mendongeng. Pak Raden sama sekali tidak mengajarkan teori mendongeng. Yang penting, kata Ariyo menirukan ucapan Pak Raden, mendongeng itu harus jujur, sekalipun yang dihadapi anak-anak. ''Pak Raden meminta saya merasakan ekspresi anak-anak,'' ujarnya.

Saat anak terperangah, melongo, matanya berbinar-binar, maka pesan dongeng itu pasti tersampaikan. ''Sederhana saja, nggak perlu baju mencolok, tidak perlu menjadi badut,'' sebut Ariyo.

Dari belajar itulah, Ariyo kemudian mulai bisa mendongeng sendiri. Dan, intensitas mendongengnya terus meningkat saat Ariyo lulus dari bangku kuliah. Beberapa temannya yang mendirikan TK gratis ataupun pendidikan anak usia dini (PAUD) di kolong-kolong jembatan Jakarta kerap meminta Ariyo mendongeng. Untuk itu, Ariyo mengaku tidak pernah memungut sesen pun imbalan atas penampilannya tersebut.

''Karena ini hobi, saya ya ayo saja. Asalkan waktunya tepat, saya pasti datang,'' ujar dosen tamu UI itu.

Hobi mendongeng Mochamad Ariyo Farid Zidni kini menuai manfaat bagi ratusan anak yang pernah menyaksikan penampilannya. Pria 30 tahun itu kerap menghibur

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News