Modal Awal Rp 3 Juta, Kini Tembus Pasar Sejumlah Negara

Pada tahun 1976, Mawardi mendapatkan kesempatan menjadi peserta pendidikan dan pelatihan kerajinan yang digelar organsiasi Nahdaltul Wathan (NW) di Pancor, Lombok Timur.
Seusai pelatihan, Mawardi mencoba mulai membuat berbagai kerajinan berbahan baku batok kelapa sesuai dengan keinginannya.
Namun, usaha Mawardi itu tidak berjalan mulus, karena faktor permodalan yang terbatas dan pasar yang belum bagus.
Mawardi pun kembali balik arah menjadi sopir truk. “Pasar waktu itu belum bagus, makanya saya kembali lagi menjadi sopir truk,'’ tutur Mawardi saat menjaga stand di pameran Coconut Trade Fair 2016 di Pantai Klui, Lombok Utara dalam rangkaian memperingati hari Kelapa Sedunia yang dipusatkan di Lombok, Sabtu lalu (3/9).
Faktor usia membuat Mawardi tidak kuat lagi meneruskan aktivitasnya sebagai seorang sopir truk.
Akhirnya pada tahun 2014, Mawardi kembali menekuni usaha membuat kerajinan hiasan rumah yang berbahan baku batok kelapa.
Dengan hanya modal awal sebesar Rp 3 juta, dia memulai usahanya membuat berbagai jenis kerajinan. Pelan tapi pasti, usahanya itu terus berkembang pesat.
''Karena faktor usia yang sudah tua begini, makanya saya memilih kembali membuat kerajinan bahan baku kelapa,” ungkap Mawardi.
RADEN Mawardi dulunya sopir truk, kini jadi perajin batok kelapa. Hasil kerajinannya diminati pasar luar negeri. LUKMANUL HAKIM – LOMBOK
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu