Modal Babi

Modal Babi
Dahlan Iskan. Ilustrasi: Jawa Pos

Nama kota kecil itu pun sekaligus dijadikan nama perusahaan. Di tangan generasi ketiga kian sukses lagi. Produksi kotoran babinya saja mencapai 4,7 miliar kilogram. Dijual sebagai pupuk organik.

Di seberang samudera sini kisah sukses HW Group juga tidak kalah menarik. Begitulah umumnya perusahaan besar di Tiongkok. Bermula dari perusahaan daerah.

Memang, di zaman Mao Zedong perorangan tidak boleh memiliki usaha. Warung-warung kecil pun harus milik BUMD. Atau BUMN.

Karena itu jumlah perusahaan negara di Tiongkok berjuta-juta. Itulah bencana masa lalu Tiongkok. Yang membuat ekonomi negara itu gagal.

Ketika Deng Xiaoping menggantikan Mao Zedong sistem ekonomi diubah menjadi kapitalis. Semua perusahaan daerah dilepas. Toh sudah tidak kuat membayar gaji. Diserahkan kepada manajemen yang sedang menanganinya.

Hanya perusahaan-perusahaan bidang strategis yang dipertahankan. Saat itu Wang Long menjabat direktur utama Luohe. Perusda milik Pemda Luohe. Di bidang peternakan babi.

Pun kondisi perusahaan lagi buruk. Terus merugi. Luohe termasuk dalam program Deng Xiaoping. Dilepas menjadi milik manajemennya.

Sejak Wang Long diberi kebebasan Luohe maju pesat. Berkembang menjadi perusahaan babi terbesar di Tiongkok.

Perusahaan babi terbesar di Amerika dibeli perusahaan babi terbesar di Tiongkok. Itulah akhir perjalanan panjang sebuah perusahaan Amerika. Yang didirikan tahun 1936.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News