Modal Rp 2 Juta, Omzet Rp 32 Juta per Bulan, Minat?

Modal Rp 2 Juta, Omzet Rp 32 Juta per Bulan, Minat?
Ilustrasi.

jpnn.com - MESKI dengan modal minim, namun tekun dan telaten, hasil usaha yang didapat bisa berlipat. Itu juga yang diyakini Fahrul Rahman, pengusaha sukses di Kota Sorong, Papua Barat.

Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, pemuda kelahiran Jakarta 9 Januari 1991 itu meraih kesuksesan menekuni usaha clothing yang ia rintis sejak tahun 2010. Lulusan SMK swasta ini merupakan anak sulung dari pasangan suami istri yang biasa-biasa saja, keluarganya bukan orang kaya. 

Bermodalkan ijazah SMK dan uang seadanya, Fahrul nekat merantau mencoba peruntungannya. Di Kota Sorong, ia tinggal di kontrakan kecil yang berlokasi di Jln Victori Km 10.

Sempat bekerja sebagai buruh pabrik kayu selama dua bulan, ia memutuskan berhenti dan beralih profesi menjadi penjaga warnet dengan gaji berkisar Rp 500.000 per bulan. Tentu, gaji tersebut sangat kurang untuk hidup layak di Kota Sorong. "Saya berpikri untuk mencari usaha sampingan," tutur Fahrul, seperti dikutip dari Radar Sorong, Selasa (14/3).

Dia akhirnya menyadari potensinya menggambar grafis, akhirnya muncul ide menjalankan usaha clothing. Ia kemudian melakukan survei pasar dan menyimpulkan jika usaha clothing atau pembuatan pakaian dengan brand pribadi, sangat potensial digeluti karena banyaknya peminat. 

Bermodalkan Rp 2 juta yang ia kumpulkan dari hasil menabung sisa gajinya selama setahun bekerja di warnet, ia memutuskan terjun ke dunia bisnis clothing. "Karena tidak berpengalaman di bidang sablon dan sebagainya, saya belajar otodidak," tandasnya.

Selanjutnya memproduksi kaus dengan labelnya sendiri. Ia membeli kaus dalam jumlah banyak, gambar-gambar menarik didesainnya sendiri, selanjutnya mencari tukang sablon yang dapat mencetak gambar-gambar desainnya di kaos. Kaus kreasinya kemudian dipasarkan ke teman-temannya lewat jejaring sosial. 

Namanya usaha, pasti banyak rintangan, demikian pula yang dialaminya. Di tahun pertamanya menekuni bisnis clothing, tepatnya di tahun 2010, ia menderita kerugian yang cukup besar karena modalnya dicuri oleh salah satu sahabatnya. Rintangan kian menggunung karena produk kurang laku di pasaran, kalah bersaing dengan produk yang lebih dulu terkenal. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News